Kembali

Seri Tadabbur Syariat Haji (1): Sejarah Nabi Ibrahim Sebelum Periode Makkah

Dipublikasikan pada 19 Jun 2023 08:03
https://api-uploads.umra.id/banner/8121944a-862e-4528-b4ed-c5bbdae2d17d.jpeg

Gambar di atas merupakan situs yang disebut sebagai Kuil Namrut, berlokasi di Hatra sebelah utara Irak (dulu Babylonia) dimana Nabi Ibrahim AS melakukan dakwah pertamanya sebelum hijrah ke Palestina kemudian ke Mekkah.

Saat melawan kekafiran Namrud yang menyembah berhala, kisah Nabiullah Ibrahim tertanam dalam benak ummat Islam tentang keberaniannya menegakkan Tauhid. Ibrahim memenggal patung-patung yang kaum Namrud sembah sebagai Tuhan.

Nabi Ibrahim kemudian dihukum dengan dibakar dengan api yang besar tapi Allah SWT dinginkan apinya dan Ibrahim AS selamat. Sejatinya Ibrahim tidak saja memenggal berhala, tapi memenggal kebodohan pengikut Namrud waktu itu.

Selepas dakwah Nabi Ibrahim AS di Babylonia, Irak, yang berakhir dengan matinya Raja Namrud karena lalat yang masuk melalui hidung dan bersarang di kepalanya, Bapak para Nabi itu kemudian diperintah Allah hijrah ke Palestina.

Ibrahim ditemani istrinya Sarah dan keponakannya yaitu Nabi Luth AS yang kelak berdakwah di kawasan Yordania menghadapi kaum Sodom dekat Laut Mati, para penyuka sesama jenis laknatullah 'alaihim.

Ajaran Tauhid dibawa melintas dari Irak ke Palestina dan kemudian dilanjutkan ke semenanjung Arabia saat Nabi Ibrahim bersama istrinya Hajar dan Nabi Ismail, membangun peradaban baru di Makkah.

Istri Nabi Ibrahim AS, Hajar, adalah anak (sebagian sejarawan menyebutnya hamba sahaya terbaik) dari seorang raja di Mesir yang disinggahi Nabi Ibrahim saat dalam perjalanan dari Babylonia menuju Palestina.

Hajar semula adalah 'hadiah' bagi Sarah yang sempat diculik oleh raja zalim yang memang punya kebiasaan merebut istri orang.

Raja Mesir yang hendak melakukan perbuatan aniaya terhadap Sarah, atas perkenan Allah SWT menjadi lumpuh. Raja ini kemudian meminta Sarah mendoakannya agar sembuh, dan kemudian membebaskannya. Sebagai hadiah untuk menemaninya pergi bersama Nabi Ibrahim, Hajar disertakan.

Sarah lalu menghadiahkan Hajar kepada Nabi Ibrahim, mengingat dengan dirinya saat itu belum memiliki anak. Setelah menikahi Hajar, tak lama lahirlah Nabi Ismail AS.

Sarah yang telah berumur 60 tahun lebih, atas kemurahan Allah SWT kemudian hamil dan melahirkan Nabi Ishak AS, sekitar tiga tahun setelah lahirnya Ismail.

Selanjutnya, bersama Hajar dan Ismail AS, Nabiullah Ibrahim AS diperintahkan untuk memulai dakwah di Mekkah, sementara Sarah dan Ishak tetap tinggal di Palestina. Ikuti kisah selanjutnya di UMRA.ID.

(bersambung)