Kembali

SERI TADABBUR SYARIAT HAJI (2): NABI IBRAHIM AS HIJRAH KE MAKKAH DAN MUNCULNYA PERADABAN MAKKAH

Dipublikasikan pada 21 Jun 2023 07:54
https://api-uploads.umra.id/banner/1caf1be4-57e9-4dcc-acb1-02fd6cbb8682.jpeg

Keterangan gambar: Makkah, lembah yang tandus tak berpenghuni saat didatangi pertama kali oleh Ibrahim AS, istrinya Hajar dan putranya Ismail (ilustrasi, sumber: Madain Project)

Setelah Nabi Ishak AS lahir dari rahim Sarah yang mulia, Nabi Ibrahim kemudian mendapati dirinya diperintahkan oleh Allah SWT untuk Hijrah ke sebuah "lembah yang sangat jauh". Bersama Hajar dan putranya Ismail, Nabi Ibrahim AS menjalani perjalanan yang panjang ke bagian selatan Jazirah Arab, tempat rumah Allah SWT berada, yaitu Makkah atau Bakkah.

Waktu perjalanan normal dari Palestina ke Makkah menggunakan kuda diperkirakan satu bulan. Sedangkan waktu itu Nabi Ibrahim bersama istri dan anaknya menggunakan unta, sehingga perjalanan dipastikan melebihi satu bulan lamanya. Tanpa bertanya, Hajar mengikuti suaminya kemanapun unta mereka mengarah. Lalu tibalah mereka di sebuah lembah yang gersang, tanpa tumbuhan, tanpa hewan dan tanpa manusia yang tinggal disana.

Setibanya di lokasi tersebut, Nabi Ibrahim sambil menangis mengarahkan kembali untanya kembali ke arah Palestina. Hajar bertanya "Apakah ini perintah Allah SWT" lalu Ibrahim menganggukkan kepala. Dengan kesedihan, Ibrahim meninggalkan tempat dimana Allah telah membangun, melalui Adam AS dan putranya, sebuah rumah ibadah penyembahan tertua di muka bumi. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya dalam Quran Surat Ali-Imran ayat (96) Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

Sepeninggal Ibrahim AS, Hajar ditemani Ismail kecil, melakukan ikhtiar untuk bertahan hidup dengan mencari air. Maka naiklah Hajar ke bukit Shafa. Di Shafa ia melihat fatamorgana di sisi bukit lainnya yaitu Marwah. Berlarilah Hajar kesana, mengejar 'air' yang dilihatnya. Demikian bolak-balik hingga 7 kali berakhir di Marwah. Hajar melihat di sisi kaki Ismail muncul air. Beberapa pendapat ulama mengatakan air keluar dari sentakan kaki Ismail atau keluar dari kaki unta atau dari kepakan sayap Malaikat Jibril.

Hajar membuat bendungan kecil untuk menampung air yang keluar itu dengan mengucap Zam Zam, bahasa asli Qibthi atau Mesir, tempat Hajar berasal, yang artinya berkumpullah-berkumpullah! Ikhtiar Hajar ini kemudian menjadi bagian syariat Haji di dalam ibadah Sa'i, yakni 7 kali melintasi Bukit Shafa dan Marwah. Meminum air Zamzam pun bernilai ibadah dan sebelum meminumnya disunnahkan berdoa sesuai niat masing-masing.

Pada saat hampir bersamaan, di Yaman, Bendungan Ma'rib pecah. Bendungan ini semula mengairi kebun buah dan sayur yang sangat subur serta menghidupi masyarakat di sekitarnya. Setelah bendungan hancur, hijrahlah masyarakatnya, Suku Jurhum, keluar dari Yaman dan menuju ke utara. Di tengah perjalanan menuju Syam, saat tiba di Makkah, mereka berinteraksi dengan Hajar dan meminta diperbolehkan untuk tinggal di sekitar air Zamzam.

Inilah asal muasal komunitas Makkah yang selanjutnya terbentuklah Kota Makkah. Kelak di Makkah, Kabah yang sempat hanyut terbawa banjir pada jaman Nabi Nuh, dibangun kembali oleh Ibrahim AS dan putranya Ismail AS (bersambung)