UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG AHZAB - TANDA-TANDA NUBUWWAH PADA PENGGALIAN PARIT yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini) https://umra.id/news/411
Rasulullah ﷺ segera menyelenggarakan majelis tinggi permusyawaratan, untuk menampung rencana pertahanan di Madinah.
Setelah anggota majelis saling bertukar pendapat, mereka sepakat melaksanakan usulan yang disampaikan seorang sahabat yang cerdik, Salman Al-Farisi. Dalam hal ini Salman berkata, "Wahai Rasulullah, dulu jika kami, orang orang Persia, sedang dikepung musuh, kami membuat parit di sekitar kami." Ini merupakan langkah yang sangat bijaksana, yang sebelumnya tidak pernah dikenal bangsa Arab.
Rasulullah ﷺ segera melaksanakan rencana itu. Setiap sepuluh orang laki-laki diberi tugas untuk menggali parit sepanjang empat puluh hasta. Dengan giat dan penuh semangat kaum Muslimin menggali parit yang panjang.
Rasulullah ﷺ terus-menerus membangkitkan semangat mereka dan juga terjun langsung di lapangan. Di dalam Shahih Al-Bukhari disebutkan dari Sahl bin Sa'ad bahwa ia berkata, "Kami bersama Rasulullah ﷺ di dalam parit. Orang-orang sedang giat menggalinya. Kami mengusung tanah di atas pundak kami."
Beliau bersabda, "Tidak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. Ampunilah dosa orang-orang muhajirin dan Anshar."
Anas meriwayatkan, "Rasulullah ﷺ pergi ke parit pada pagi hari yang sangat dingin saat orang-orang Muhajirin dan Anshar sedang menggali parit. Mereka idak mempunyai seseorang yang bisa diupah untuk pekerjaan ini. Beliau tahu bahwa perut mereka kosong dan juga letih. Oleh karena itu, beliau bersabda: Tidak ada kehidupan selain kehidupan akhirat. Ampunilah orang-orang Anshar dan Muhajirin.
Mereka menjawab dengan bersyair:
Kamilah yang telah berbaiat kepada Muhammad, untuk berjihad selama kami masih hidup.
Al-Barra' bin Azib berkata, "Aku melihat beliau mengangkuti tanah galian parit, hingga banyak debu yang menempel di kulit perut beliau yang banyak bulunya. Aku juga mendengar beliau melantunkan syair-syairnya Ibnu Rawahah. Sambil mengangkuti tanah itu beliau bersabda:
Ya Alah, andaikan bukan karena Engkau
Tentu kami tidak akan mendapat petunjuk
Tidak bersedekah dan tidak shalat
Turunkanlah ketenteraman kepada kami
Kokohkanlah pendirian kami saat kami berperang. Para kerabat telah berbuat aniaya terhadap kepada kami.
Di akhir mereka kalimat, beliau mengeraskan suaranya: jika mereka hendak berbuat fitnah, kami tidak menginginkannya.
Kaum Muslimin bekerja dengan giat dan penuh semangat sekalipun
mereka didera rasa lapar.
Anas berkata, "Tiap-tiap orang yang
menggali parit diberi tepung gandum sebanyak satu genggam tangan, lalu dicampur dengan minyak sebagai adonan.
Kerongkongan mereka jarang tersentuh makanan, sehingga dari mulut mereka keluar bau yang tidak sedap.
Abu Thalhah berkata, "Kami mengadukan rasa lapar kepada Rasulullah ﷺ. Lalu kami mengganjal perut kami dengan batu. Beliau juga mengganjal perut dengan dua buah batu."
Selama penggalian parit ini terjadi beberapa tanda nubuwah yang berkaitan dengan rasa lapar yang mendera mereka. Jabir bin Abdullah melihat beliau yang benar-benar tersiksa karena rasa lapar. Lalu dia menyembelih seekor hewan dan istrinya menanak 1 sha' tepung gandum.
Setelah masak, Jabir membisiki Rasulullah secara pelan-pelan agar
datang ke rumahnya bersama beberapa sahabat saja. Namun, beliau justru berdiri di hadapan semua orang yang sedang menggali parit yang jumlahnya ada seribu orang, lalu mereka melahap makanan yang tak seberapa banyak itu hingga semua kenyang. Bahkan, masih ada sisa
dagingnya, begitu pula adonan tepung untuk roti.
Peristiwa yang lebih besar yang diriwayatkan Al-Bukhari, dari Jabir yang berkata, "Saat kami menggali parit, ada bongkahan tanah yang sangat keras. Mereka mendatangi Nabi ﷺ seraya berkata, "Ini ada tanah keras yang teronggok di tengah parit."
Beliau bersabda, "Kalau begitu aku akan turun ke bawah.
Setelah turun beliau berdiri tegak dan terlihat perut beliau yang diganjal batu. Sebelumnya kami bertiga sudah mencoba untuk mengatasinya, namun tidak mampu. Lalu beliau mengambil sekop dan memukul onggokkan tanah yang keras itu hingga hancur berkeping-keping menjadi pasir."
Al-Barra' berkata, "Saat menggali parit, di beberapa tempat kami terhalang oleh tanah yang sangat keras dan tidak bisa digali dengan cangkul. Kami melaporkan hal ini kepada Rasulullah . Beliau datang, mengambil sekop dan bersabda, 'Bismillah...' Beliau langsung menghantam tanah yang keras itu dengan sekali hantaman. Beliau bersabda lagi, 'Allahu akbar. Aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, aku benar-benar bisa melihat istana-istananya yang berwarna merah saat ini.
Lalu beliau menghantam untuk kedua kalinya bagian tanah yang lain. Beliau bersabda lagi, 'Allahu akbar. Aku diberi tanah Persia. Demi Allah, saat ini pun aku bisa melihat istana Mada'in yang berwarna putih.'
Kemudian beliau menghantam untuk ketiga kalinya dan bersabda, 'Bismillah..' Maka hancurlah tanah atau batu yang masih menyisa. Kemudian beliau bersabda, "Allahu akbar. Aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, dari tempatku ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Sana'a." (Sunan An-Nasa'i, II/56)
Karena Madinah dikelilingi oleh gunung, tanah-tanah kasar yang berbatuan, dan kebun-kebun kurma di segala sudutnya_kecuali bagian
utara_pasukan musuh sebanyak itu tentu akan menyerbu Madinah dari arah utara. Sebagai pemegang pucuk pimpinan militer beliau tahu betul hal ini. Untuk itu, parit digali di bagian ini. Kaum Muslimin terus-menerus menggali parit tanpa henti sepanjang siang, sedangkan pada sore harinya mereka pulang ke rumah menemui keluarga, hingga penggalian parit menjadi sempurna seperti rencana semula, sebelum pasukan musyrikin
yang tak terkira banyaknya itu tiba di pinggiran Madinah.
Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG AHZAB - TANDA-TANDA NUBUWWAH PADA PENGGALIAN PARIT semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.
Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline.
Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.
Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.