Kembali

SERI TADABBUR SYARIAT HAJI (4 - Selesai) PEMBANGUNAN KA'BAH, KISAH HAJAR ASWAD DAN MAQAM NABI IBRAHIM

Dipublikasikan pada 25 Jun 2023 10:49
https://api-uploads.umra.id/banner/a9e1abd0-4dbc-47c0-bd76-79b9d8a6b4c5.jpg

Seperti dijelaskan pada artikel sebelumnya, Kabah adalah bangunan untuk beribadah menyembah Allah SWT tertua yang ada di muka bumi. Kabah semula dibangun oleh Nabi Adam AS bersama putranya, namun hanyut terbawa banjir pada jaman Nabi Nuh dan tersisa pondasinya saja. Artinya, Kabah tidak pernah benar-benar rubuh dan dasar bangunannya masih ada ketika Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Hajar tiba di Makkah selepas hijrah dari Palestina,

Kembali ke peristiwa penyembelihan Ismail (baca artikel bagian ke-3), tak lama setelahnya Allah SWT memerintahkan kedua nabi ini untuk membangun kembali Kabah. Riwayat yang kuat menyebutkan bahwa hanya mereka berdua yang membangunnya, tanpa bantuan masyarakat Mekkah yang merupakan imigran dari suku Jurhum, negeri Yaman yang saat itu jumlahnya makin banyak. Dinding Kabah hanya disusun menggunakan susunan cetakan tanah sederhana yang dibentuk menggunakan air, seperti batu bata yang kita kenal saat ini.

Setiap kali susunan cetakan tanah itu makin tinggi, Nabi Ibrahim AS memastikan bahwa dindingnya telah lurus dan rata. Ia berdiri di tempat agak tinggi di dekat bangunan Kabah. Disanalah kemudian diabadikan sebagai situs bersejarah yang saat ini bisa kita lihat ada cetakan telapak kaki yang dilindungi cungkup berwarna emas di dekat Kabah. Inilah kisah dibalik Maqam Ibrahim. Hal ini diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 125. “....dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat shalat."

Selanjutnya, setelah Kabah tegak berdiri, Nabi Ibrahim AS merasa perlu memperkuat bangunan itu dengan batu yang kuat dan keras sebagai penopang. Ia kemudian menyuruh Nabi Ismail AS untuk mencarinya. Tak lama Nabi Ismail kembali membawa sebuah batu yang katanya "Ini dari Allah SWT". Itulah Hajar Aswad, yang dalam satu riwayat Shahih disebut sebagai batu putih dari surga yang kemudian menghitam karena dosa manusia. Batu itu kemudian diletakkan oleh Nabi Ibrahim di tempatnya yang sekarang.

Allah kemudian memerintahkan Ibrahim dan Ismail AS untuk menjaga rumahnya (Baitullah) itu dari kemusyrikan dan diajarkan tata cara Thawaf yang hingga saat ini menjadi rukun pelaksanaan umroh dan haji bagi ummat Islam. Tadabbur peristiwa yang akan abadi hingga akhir jaman ini bisa didalami di Surat Al-Baqarah (QS : 2) ayat 125 sampai 129.

Dari empat peristiwa di dalam empat tulisan UMRAID ini, yakni peristiwa Sa'i oleh Hajar dan Ismail, peristiwa dibangunnya Kabah hingga tata cara thawaf mengelilinginya sebanyak 7 kali, peristiwa dilemparinya syaitan sebanyak tiga kali dan peristiwa perintah penyembelihan Ismal AS oleh ayahnya Ibrahim AS, terangkumlah seluruh syariat pelaksanaan umroh selain wukuf di Arafah untuk ibadah haji.

Selanjutnya Kabah suci dari kemusyrikan dan karena syiar Haji Nabi Ibrahim juga telah menyebar ke seluruh penjuru, maka orang yang bertauhid datang ke Makkah untuk umroh dan haji. Awal munculnya kemusyikan di Kabah, setelah wafatnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail AS, berawal dari seorang bernama kepala suku di Makkah bernama Amru bin Luhay. Amru bin Luhay meletakkan patung di pintu gerbang masuk Kota Makkah, meletakkan banyak patung di sekitar Kabah, mengajarkan thawaf telanjang sambil bersiul dan bertepuk tangan.

Kelak, Makkah dibebaskan dari praktek jahiliyah seperti itu oleh Nabi Muhammad SAW, nabi terakhir keturunan Ibrahim. (Selesai)

Anda mungkin ingin membaca postingan ini: