Kembali

Perang Badar Bagian 3: Malaikat Turun Tangan Membela Pasukan Muslim (SELESAI)

Dipublikasikan pada 30 Jun 2023 03:01
https://api-uploads.umra.id/banner/bb30d0ca-d22a-4516-b123-714938ca55bc.jpeg

Dalam Surat Anfal (QS 8:48) Allah swt menjelaskan bahwa Syaitan telah menipu kaum musyrikin Makkah bahwa mereka akan memenangkan pertempuran dan oleh karena itu mereka keluar dari Makkah untuk bertempur melawan Muslim.

Syaitan hadir di lokasi pertempuran kemudian melihat pasukan muslim dan banyak turun malaikat dari langit yang membantu lalu mengatakan "Aku takut dan berlepas diri dari kalian, aku bisa melihat apa yang kalian tidak bisa lihat. Allah sangat keras siksanya"

314 Muslimin vs 1.000 pasukan ditambah kuda, unta dan peralatan perang yang sangat kuat di sisi kaum Musyrikin bukanlah suatu pertempuran yang berimbang. Tapi keajaiban-keajaiban terjadi saat pertempuran hebat berlangsung.

Sampai di posisi mendekati Badr, Rasulullah SAW dan kaum muslimin yang tidak siap berperang dan hanya membawa perlengkapan sederhana, tidak tahu bahwa pasukan Quraisy sudah keluar dari Makkah dan telah dekat ke lokasi yang sama yaitu Badr.

Nabi Muhammad SAW bersabda mengatakan bahwa ciri-ciri Musyrikin Makkah yang mati terbunuh oleh malaikat adalah yang bekas sayatan di leher dan tangannya menyisakan luka bakar. Dalam perang ini, Allah menurunkan 1.000 malaikat yang digambarkan oleh musuh-musuh Islam sebagai "pasukan dengan jubah berwarna putih".

Setelah peperangan berakhir, pasukan Muslim mulai memeriksa jasad-jasad tentara musuh dan menemukan seperti yang dikatakan Rasulullah, yaitu luka sayatan pada leher dan jari tangannya seperti terbakar. "Itu karena malaikat berperang menggunakan pedang dari api neraka", kata Rasulullah SAW.

Salah seorang sahabat berkata, bahwa ketika duel dengan musuh, saat baru akan menebaskan pedang ia melihat kepala kafir itu terputus dan melayang, "Saat itu aku menyadari bahwa bukan aku yang melakukannya (melainkan malaikat)." Masih banyak lagi riwayat dan kisah yang menunjukkan keterlibatan langsung malaikat dalam pertempuran Badar.

Bagi kaum kafir Quraisy, kekalahan ini sangat memalukan. Pertempuran Badar berlangsung hanya beberapa jam saja, menghadapi kaum Muslimin yang belum pernah punya pengalaman tempur sebelumnya, berjumlah sepertiga pasukan Quraisy dan tanpa persiapan alat perang yang memadai. Ditambah lagi matinya hampir semua pemuka Quraisy yang ikut dalam pertempuran, seperti Abu Jahal (Abul Hakam bin Hisyam), Uqbah bin Robi'ah, Syaibah bin Robi'ah, Uqbah bin Abi Mu'aid - kecuali Abu Sufyan yang menjaga Makkah dan Abu Lahab, pertempuran Badar menjadi sangat menyakitkan.

Abu Lahab mati di Makkah tak lama setelah perang Badar berakhir, dengan cara yang aneh yakni luka pada kepala membusuk akibat dipukul adik iparnya sendiri. Sementara Abu Sufyan selanjutnya memimpin Makkah, melatih pasukan dan kemudian akan membalas dendam setahun sebelumnya, yaitu pada tahun ke-3 Hijrah pada saat Perang Uhud.

(selesai)