Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : KEHIDUPAN DI MADINAH (1)- BEGINILAH KELOMPOK YAHUDI DISANA

Dipublikasikan pada 02 Nov 2023 03:28
https://api-uploads.umra.id/banner/3f2cb119-b698-4b6f-8f4e-305899c719b2.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang KEHIDUPAN DI MADINAH (1) - BEGINILAH KELOMPOK YAHUDI DISANA yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. 

 

Makna hijrah bukan sekedar upaya melepaskan diri dari cobaan dan cemoohan semata, tetapi juga dimaksudkan sebagai batu loncatan untuk mendirikan sebuah masyarakat baru di negeri yang aman. Tidak dapat disangsikan bahwa Rasulullah ﷺ adalah pemimpin, komandan dan pemberi petunjuk dalam menegakkan masyarakat ini. Semua krisis dikembalikan kepada beliau tanpa ada yang menentangnya. Manusia yang dihadapi di Madinah bisa dibagi menjadi tiga kelompok. Keadaan yang satu berbeda jauh dengan yang lain, dan beliau juga harus menghadapi berbagai problem yang berbeda ketika menghadapi masing-masing kelompok. Tiga kelompok ini adalah:

1. Para sahabat yang suci, mulia, dan baik

2. Orang-orang musyrik yang sama sekali tidak mau beriman kepada beliau, yang berasal dari berbagai kabilah di Madinah

3. Orang-orang Yahudi.

 

Kelompok Yahudi 

 

Mereka adalah orang-orang Yahudi. Saat mereka mendapat tekanan orang-orang dari bangsa Asy'ur dan Romawi, mereka berpihak kepada Hijaz, walaupun sebenarnya mereka adalah orang-orang Ibrani. Namun, setelah bergabung dengan orang-orang Hijaz, mereka hidup ala Arab, berbahasa Arab, dan mengenakan pakaian Arab pada umumnya, sehingga nama kabilah dan nama-nama mereka juga menggunakan nama Arab. Mereka juga menikah dengan orang-orang Arab. 

 

Meski demikian, mereka tetap menjaga fanatisme ras mereka sebagai orang-orang Yahudi dan tidak menyatu dengan bangsa Arab secara total. Bahkan, mereka masih membanggakan diri sebagai bangsa Yahudi dan melecehkan bangsa Arab dengan menyebut mereka sebagai ummiyyin, alias orang-orang yang jalang, buas, buta huruf, hina, dan terbelakang. Dalam pandangan mereka, harta bangsa Arab boleh mereka ambil sesuka hati. Hal ini digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya:

Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "Tidak ada dosa bagi Kami terhadap orang-orang ummi. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal, mereka mereka mengetahui. (Ali 'Imran:75)

 

Mereka tidak terlalu berhasrat untuk menyebarluaskan agamanya, karena materi agama mereka tidak lebih dari ramalan nasib, sihir, mantera, hembusan pada buhul, dan semisalnya. Karena itu, mereka membual sebagai orang-orang yang memiliki ilmu, keutamaan, kelebihan, dan kepeloporan dalam kehidupan spiritual. Mereka pintar mencari berbagai sumber penghidupan dan mata pencaharian. Perputaran bisnis biji-bijian, kurma, khamar, dan kain ada di tangan mereka. Mereka mengimpor kain, biji-bijian, khamar, serta mengekspor kurma. Selain itu banyak pekerjaan lain yang mereka tekuni. 

 

Mereka mengambil keuntungan sekian kali lipat dari orang-orang Arab secara keseluruhan dan juga menerapkan riba. Mereka biasa memberi pinjaman uang kepada para pemimpin dan pemuka Arab, agar para pemimpin itu memberikan pujian kepada mereka lewat syair-syairnya, hingga mereka menjadi tersohor di masyarakat karena mengucurkan dana banyak. Setelah itu mereka mengambil tanah dan kebun para pemimpin itu sebagai jaminan, dan beberapa tahun kemudian tanah-tanah itu menjadi milik mereka jika utang tidak terlunasi.

 

Mereka juga dikenal sebagai orang-orang yang suka menyebarkan isu dan kerusakan, angkuh, bersekongkol, memicu peperangan dan permusuhan di antara berbagai kabilah yang berdekatan dengan mereka, mengadu domba di antara mereka dengan cara-cara yang licik dan terselubung, tanpa disadari sedikit pun oleh kabilah-kabilah itu, sehingga kabilah yang satu dengan yang lain terus-menerus dilanda peperangan. Jika bara peperangan itu mulai padam, mereka meniup-niupnya lagi, lalu menonton peperangan yang berkecamuk di antara sesama bangsa Arab sambil duduk dengan tenang. 

 

Karena orang-orang Yahudi itu menerapkan bunga yang tinggi atas pinjaman yang diberikan, maka orang-orang Arab tidak sanggup lagi melanjutkan peperangan karena kesulitan dana. Dengan cara ini orang-orang Yahudi bisa meraup dua keuntungan sekaligus; dapat menjaga eksistensi mereka, menerapkan pasar riba untuk mengambil keuntungan berlipat-lipat, sehingga mereka bisa menumpuk kekayaan yang melimpah. 

 

Di Madinah mereka mempunyai tiga kabilah yang terkenal, yaitu:

1. Bani Qainuqa'. Dulunya mereka adalah sekutu Khazraj dan perkampungan mereka berada di dalam Madinah

2. Bani Nadhir.

3. Bani Quraizhah. Dahulu mereka merupakan sekutu Aus bersama dengan Bani Nadhir, yang menetap di pinggiran Madinah

 

Tiga kabilah inilah yang membangkitkan peperangan antara Aus dan Khazraj sejak dahulu. Mereka juga mempunyai andil dalam Perang Bu'ats, karena masing-masing berkomplot dengan sekutunya. Rasulullah ﷺ tidak bisa berharap banyak dari orang-orang Yahudi ini. Karena mereka memandang Islam dengan mata kebencian dan kedengkian. Pasalnya, beliau tidak berasal dari ras mereka, sehingga gejolak fanatisme rasial yang telah menguasai hati mereka menjadi terang.

 

Di sisi lain, dakwah Islam senantiasa mampu menyatukan hati manusia, memadamkan api kebencian dan permusuhan, mengajak kepada penepatan janji dan memegang amanat dalam keadaan bagaimana pun, membatasi pada makan yang halal dan pencarian harta yang baik. Artinya, semua kabilah Arab di Yatsrib bersatu karena Islam. Bila demikian kondisinya, cakar Yahudi tentu akan tumpul dan aktivitas bisnis mereka pasti akan mengalami kegagalan. Mereka tidak bisa lagi mengeruk pemasukan dari pasar riba yang selama itu menjadi sumber kekayaan mereka. Bahkan boleh jadi kabilah-kabilah Arab itu akan bangkit, lalu memperhitungkan harta riba yang pernah diambil Yahudi, dan menuntut kembali tanah yang pernah lepas ke tangan bangsa keturunan kera tersebut.

 

Orang-orang Yahudi sudah memprediksi segala kemungkinan tersebut sejak melihat bahwa dakwah Islam hendak memusatkan kegiatannya di Yatsrib. Karena itu, mereka memendam permusuhan yang menggelegak terhadap Islam dan Rasulullah ﷺ, sejak beliau masuk Yatsrib, sekalipun mereka tidak berani menampakkannya, kecuali setelah sekian lama.

 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang KEHIDUPAN DI MADINAH (1)- BEGINILAH KELOMPOK YAHUDI DISANA  semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.