UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang KEHIDUPAN DI MADINAH (2) – KAUM YAHUDI KHIANATI PENDETANYA SENDIRI yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini)
Orang-orang Yahudi sudah memprediksi segala kemungkinan tersebut sejak melihat bahwa dakwah Islam hendak memusatkan kegiatannya di Yatsrib. Karena itu, mereka memendam permusuhan yang menggelegak terhadap Islam dan Rasulullah ﷺ, sejak beliau masuk Yatsrib, sekalipun mereka tidak berani menampakkannya, kecuali setelah sekian lama.
Hal ini bisa diketahui secara jelas seperti yang diriwayatkan Ibnu Ishaq dari Ummul Mukminin, Shafiyyah Radhiyallahu Anha. Ibnu Ishaq menuturkan, "Aku meriwayatkan dari Shafiyyah binti Huyai bin Akhthab, dia berkata 'Aku adalah anak yang paling disayangi oleh ayah dan pamanku, Abu Yasir. Setiap aku bertemu, mereka berdua pasti menggendongku dan melepaskan anak lain yang sedang digendongnya. Ketika Rasulullah tiba di Madinah dan singgah di Quba' di Bani Amr bin Auf, maka ayahku, Huyai bin Akhthab dan pamanku Abu Yasir bin Akhthab pergi ke sana pada malam hari. Keduanya tidak kembali kecuali setelah matahari terbenam pada keesokan harinya.
Mereka berdua terlihat malas, loyo, tak bersemangat dan jalannya pelan-pelan. Aku segera menghampiri mereka berdua seperti biasanya, namun demi Allah, tak seorang pun di antara mereka berdua yang mau menoleh ke arahku. Mereka terlihat murung.
Kudengar pamanku bertanya kepada ayahku, "Apakah benar dia orangnya?"
Ayahku menjawab, "Demi Allah, memang dia."
"Apakah engkau yakin?"
"Ya."
"Apa yang engkau pikirkan tentang dirinya?"
"Demi Allah, aku akan memusuhinya sepanjang hidupku." jawab ayahku. (Ibnu Hisyam, I/518-519)
Kisah ini juga dikuatkan oleh riwayat Al-Bukhari tentang keislaman Abdullah bin Salam RA. Ia sebelumnya merupakan ulama Yahudi yang tersohor. Ketika mendengar kedatangan Rasulullah ﷺ di Madinah, dia cepat-cepat menemui beliau dan mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak bisa dipahami kecuali oleh seorang nabi. Maka ketika mendengar jawaban-jawaban yang disampaikan beliau, seketika itu pula dia masuk Islam. Ia kemudian berkata, "Sesungguhnya orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang suka mendustakan. Jika mereka tahu aku sudah masuk Islam sebelum engkau bertanya kepada mereka, tentu jawaban mereka pasti berbeda dengan apa yang mereka dapatkan ketika mereka masih berada di hadapanmu."
Maka Rasulullah ﷺ mengirim utusan hingga akhirnya beberapa orang Yahudi datang kepada beliau. Sementara itu, Abdullah bin Salam bersembunyi di dalam rumah.
Beliau bertanya, "Bagaimana kedudukan Abdullah bin Salam di tengah kalian?"
Mereka menjawab, "Dia adalah orang yang paling banyak ilmunya di antara kami dan anak dari orang yang paling banyak ilmunya di antara kami. Dia adalah orang yang paling baik di antara kami dan anak dari orang yang paling baik di antara kami."
Dalam redaksi lain disebutkan, "Dia adalah pemimpin kami dan anak dari pemimpin kami."
Dalam redaksi lainnya lagi disebutkan, "Dia adalah orang yang paling baik di antara kami dan anak dari orang yang paling baik di antara kami, orang yang paling mulia di antara kami dan anak dari orang yang paling mulia di antara kami."
Rasulullah ﷺ bertanya kepada mereka, "Apa pendapat kalian jika dia masuk Islam?"
"Itu tidak mungkin terjadi," jawab mereka dua atau tiga kali.
Lalu Abdullah bin Salam menampakkan diri sambil berkata, "Aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah. Sesungguhnya dia datang dengan kebenaran."
"Engkau dusta," kata mereka. (Shahih Al-Bukhari, I/459,556,561)
Itulah pelajaran dan pengalaman pertama yang diterima oleh Rasulullah ﷺ dalam menghadapi orang-orang Yahudi pada hari pertama beliau memasuki Madinah. Semua itu merupakan gambaran kondisi di dalam Madinah, sedangkan dari luar, maka kekuatan terbesar yang memusuhi Islam adalah dari pihak Quraisy. Kaum Muslimin sudah memiliki pengalaman selama sepuluh tahun, ketika mereka berada di bawah kekuasaan Quraisy. Segala bentuk tekanan, penyiksaan, intimidasi, pemboikotan, kesewenang-wenangan, dan penindasan sudah pernah mereka lakukan terhadap kaum Muslimin.
Kemudian ketika kaum Muslimin hijrah ke Madinah, mereka merampas tanah, rumah, dan harta benda orang-orang yang berhijrah tersebut. Mereka juga memisahkan seseorang dengan istri dan keluarganya. Bahkan, tidak jarang keluarganya disiksa. Tidak berhenti sampai di sini saja. Mereka juga bersekongkol untuk membunuh Rasulullah ﷺ serta memupus dakwah beliau. Namun, usaha mereka untuk melaksanakan persekongkolan tersebut gagal total.
Demikianlah artikel UMRAID tentang KEHIDUPAN DI MADINAH (2) – KAUM YAHUDI KHIANATI PENDETANYA SENDIRI semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.
Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline
Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.
Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.