UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang RUMAH BERSEJARAH DI SEKITAR KA'BAH (1) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini) https://umra.id/news/490
"Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah." (QS. Al-Alaq [96]:17-18).
Darun Nadwah
Secara etimologi Daru an-Nadwah berarti rumah tempat berkumpul atau bermusyawarah. Kata Dār yang berarti rumah, sedangkan An-Nadwah berarti berkumpul.
Imam At-Tabari (224-310) menafsirkan ayat diatas, kami akan panggil Abu Jahal dan ahli majelis dan keluarganya, yaitu yang berada di Daru an-Nadwah. Ibnu Abbas dalam tafsir Tanwirul Miqbas mengatakan, bahwa ayat ini ditujukan kepada kaumnya dan ahli majelisnya orang kafir, yang dikenal dengan nama Daru an-Nadwah.
Sebab turunnya ayat tersebut diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas: Saat Rasulullah ﷺ melakukan salat, Abu Jahal sedang lewat di hadapannya, ia mengatakan, "Bukankah aku telah melarang hal ini untukmu". Kata itu dilontarkan sampai dua kali, lantas ia menyusul perkataannya, "Nanti aku akan panggil kerabatku yang selalu ada di Darun Nadwah”. Maka turunlah ayat di atas seraya Ibnu Abbas mengatakan, "Seandainya memanggil mereka yang berada di Darunadwah, maka kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. (HR At Tirmidzi, No. 3349)
Kata Darun Nadwah juga terdapat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad: "Ketika Rasulullah ﷺ tiba di Mekkah pada tahun Al-Hudaibiyah, beliau melewati kaum Quraisy yang sedang duduk-duduk di Darunnadwah, lalu Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya Mereka membicarakan bahwa kalian adalah lemah, maka apabila kalian tiba lakukanlah lari-lari kecil sebanyak tiga kali." Ia berkata; "Orang-orang musyrik berkata: Apakah mereka yang kalian bicarakan bahwa mereka itu lemah, sungguh mereka tidak rela berjalan hingga berlari-lari kecil." (HR Ahmad, No. 334)
Darun Nadwah adalah sebuah majelis tempat bertemunya para pembesar kafir Quraisy di kota Mekkah, tepatnya berada di dekat Masjidil Haram. Rumah ini adalah tempat untuk memusyawarahkan sesuatu urusan bangsa Quraisy, Lembaga ini dibangun oleh Qusay bin Kilab.
Darun Nadwah merupakan pusat pemerintahan. Di tempat ini lahir keputusan-keputusan yang dilegitimasi bersama. Peran lembaga ini sangatlah luar biasa, tidak hanya sekedar untuk kabilahnya tapi berlaku untuk seluruh orang yang mengunjungi kota ini.
Darun Nadwah adalah tempat yang sakral dan disucikan setelah Ka'bah Al-Musyarrafah. Diantara keputusan-keputusannya yang mengikat mereka perihal pengangkatan pemimpin Quraisy, peperangan, keputusan haji, perdagangan, perjalanan bisnis dan lain-lain.
Ketika Islam lahir di kota ini, lembaga inilah yang menjadi sentral keluarnya keputusan yang menentang, menghadang, menghalangi dakwah Nabi Muhammad ﷺ. Suatu ketika, mereka menyebut Hari Zahmah, dimana banyak sekali orang yang hadir sampai memenuhi ruang Darun Nadwah. Mereka bersepakat untuk merencanakan hal terburuk bagi Nabi Muhammad ﷺ. Diantara mereka ada yang mengusulkan, agar Muhammad ﷺ dipenjarakan di jeruji besi yang kuat, dikunci pintunya rapat-rapat. Suatu ketika ada seorang sosok yang sudah renta (iblis yang menjelma) mengatakan tidak, seandainya Muhammad dipenjarakan niscaya, ia akan keluar dari pintu belakang. (Ibnu Hisyam, 1/480) Kemudian ada yang mengusulkan untuk diusir dari kawasan Mekkah sejauh-jauhnya.
Kemudian Syaikh dari Nejed itu mengatakan, demi Allah SWT apa yang kalian usulkan itu tidak menjadi solusi, kalian juga tahu bagaimana kepiawaian Muhammad ﷺ dalam berbicara. Kalian juga tahu bagaimana kecakapannya sehingga banyak dari kita yang terpikat hatinya. Kemudian Abu Jahal atau terkenal dengan sebutan Abu Hakam berkomentar, karena kita tidak mungkin satu persatu membunuhnya, bagaimana kalau dari setiap suku kita, dipilih pemuda yang tangguh dan dipersenjatai pedang untuk menghunus Muhammad ﷺ. Orang tua tadi berkata, itu adalah pemikiran cemerlang, dan akhirnya semua sepakat akan hal tersebut yaitu untuk membunuh Nabi Muhammad ﷺ secara bersama-sama.
"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal [8]:30)
Imam Thabari menafsirkan, bahwa hal tersebut tentang tipu daya orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad ﷺ. Abu Thalib, paman Nabi Muhammad ﷺ, datang kepadanya untuk menyampaikan kabar keputusan Darun Nadwah kepada Muhammad ﷺ. Tetapi Rasulullah ﷺ terlebih dahulu mengatakan bahwa : "Mereka merencanakan untuk memenjarakanku, mengusirku dan membunuhku. Abu Thalib tercengang dan mengatakan kamu sudah mengetahuinya?" Jawab Rasul ﷺ: "Ya. Tuhanku telah mengkabarkannya. Abu Thalib berkata, Tuhan itu adalah Tuhanmu, maka waspadalah. (At Thabari, 700-774)
Setelah jelas, Rasulullah ﷺ menunggu wahyu dari Allah SWT, lalu turunlah Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah ﷺ untuk segera keluar dan menggantikan posisi tidur Nabi ﷺ dengan sahabat Ali Bin Abi Thalib RA. Ali pun menggantikan posisi Rasul ﷺ di tempat tidurnya.
Di masa Khalifah Umar bin Khattab RA, beliau mengunjungi Darun Nadwah, dan mengubah rumah tersebut menjadi tempat berwudhu bagi para jamaah haji. Pada Zaman khalifah Dinasti Abbasiyah, tepatnya di masa pemerintahan Al-Mu'tadid memasukan Darun Nadwah kedalam bagian Masjidil Haram, yakni pada tahun 284 H/897 M. Untuk mengingat letak Darun Nadwah, maka dibuatlah sebuah pintu masuk Masjid dengan nama Bab Daru an-Nadwah.
Demikianlah artikel UMRAID tentang RUMAH BERSEJARAH DI SEKITAR KA'BAH semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.
Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline.
Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.
Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.