UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG BADAR KUBRA (2) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini) https://umra.id/news/491
Pasukan Islam Bergerak ke Badar
Tanpa berpikir panjang, Rasulullah ﷺ berangkat dari jantung Madinah bersama pasukan tiba dan berjalan melewati jalur utama yang mengarah ke Mekkah hingga tiba di sumur Ar Rauha’. Ketika meninggalkan tempat ini, tidak mengambil jalan ke arah kiri yang menuju Mekkah, tetapi justru mengambil jalan ke arah kanan menuju Badar, melewati Rahaqan dan tiba Ash-Shafra'. Dari sana beliau mengirim Basbas bin Amr dan Adi bin Abu Az-Za'ba' Al-Juhani agar pergi ke Badar guna mencari berita tentang kafilah dagang Quraisy.
Abu Sufyan yang bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan kafilah dagang Quraisy bertindak sangat hati-hati dan waspada. Dia tahu bahwa jalur ke Mekkah penuh dengan risiko. Karena itu, dia mencari-cari informasi dan bertanya kepada siapa saja di tengah perjalanan. Akhirnya ia pun mendapatkan kabar yang meyakinkan bahwa Muhammad ﷺ telah pergi bersama sahabat-sahabatnya untuk menghadang kafilah. Karena itulah, Abu Sufyan menyewa Dhamdham bin Amr Al-Ghifari agar pergi ke Mekkah dan memberi tahu orang-orang Quraisy sekaligus mengirim bantuan untuk menyelamatkan kafilah dagang mereka dan menghadapi Muhammad beserta rekan-rekannya.
Dhamdham mengadakan perjalanan cepat hingga selamat sampai di Mekkah. Dengan baju yang terkoyak-koyak dan bekalnya yang acak-acakan, dia berdiri di atas punggung untanya yang hidungnya sudah tampak buruk. Di tengah lembah, ia pun berteriak, "Wahai orang-orang Quraisy, selamatkan kafilah... Harta benda kalian yang dibawa Abu Sufyan telah dihadang Muhammad beserta rekan-rekannya. Menurutku kalian harus menyusulnya, Tolonglah. Tolonglah..."
Seketika itu juga, semua orang bersiap-siap. Mereka berkata, "Apakah Muhammad dan rekan-rekannya mengira bahwa dia bisa menjadi seperti kafilah Ibnul Hadhrami? Sama sekali tidak, Demi Allah, mereka pasti akan mendapatkan kenyataan yang berbeda.
Orang-orang Quraisy hanya memiliki dua pilihan; berangkat sendiri ataukah mewakilkan kepada seseorang. Semua penduduk Mekkah hendak bergabung. Tak seorang pun pembesar mereka yang tertinggal kecuali Abu Lahab. Dia mewakilkannya kepada seseorang yang masih berhutang kepadanya. Bahkan beberapa kabilah Arab di sekitar mereka juga ikut bergabung. Semua perkampungan Quraisy ikut andil kecuali Bani Adi. Tak seorang pun di antara mereka yang ikut keluar.
Kekuatan pasukan Mekkah berjumlah 1300 orang pada awal keberangkatannya.
Mereka didukung oleh seratus kuda, enam ratus baju besi, dan unta yang cukup banyak jumlahnya namun tidak diketahui secara pasti berapa jumlahnya. Komando tertinggi dipegang Abu Jahal bin Hisyam. Ada sembilan pemuka Quraisy yang bertanggung jawab terhadap makanan yang dibutuhkan seluruh anggota pasukan. Sehari mereka menyembelih sembilan ekor unta, dan adakalanya sepuluh ekor.
Setelah semua orang Quraisy sepakat untuk berangkat, di antara mereka ada yang mengingatkan permusuhan mereka dengan Bani Bakar. Mereka khawatir Bani Bakar akan memukul mereka dari belakang, sehingga mereka bisa terjepit di antara dua kobaran api. Mereka benar-benar bimbang. Namun, kemudian muncul seorang Iblis yang menampakkan diri dalam wujud Suraqah bin Malik bin Ju'tsum Al-Mudliji, pemimpin Bani Kinanah. la berkata kepada mereka, "Akulah yang akan menjamin bagi kalian bila Bani Kinanah memukul kalian dari belakang, yang dapat merugikan kalian.
Akhirnya, pasukan Quraisy berangkat meninggalkan perkampungan mereka, sebagaimana firman Allah:
dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya' kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. (QS. Al-Anfal:47)
Mereka maju sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah ﷺ, "Dengan membawa kemarahan dan senjata, mereka menantang Allah dan Rasul-Nya,"` dan sebagaimana firman-Nya:
Mereka berangkat pada pagi hari dengan kesombongan seolah-olah tidak akan ada yang mengalahkan mereka,” dengan fanatisme, kemurkaan, dan kedengkian terhadap Rasulullah ﷺ serta para shahabat untuk menyelamatkan kafilah dagang mereka.
Mereka bergerak cepat ke arah utara menuju Badar. Mereka melalui jalur Asfan, Qudaid dan Al-Juhfah. Di sana datang surat dari Abu Sufyan yang isinya: "Sesungguhnya kalian keluar hanya untuk menyelamatkan kafilah dagang, orang-orang kalian, dan harta benda kalian. Allah telah menyelamatkan semuanya. Karena itu, lebih baik kalian kembali.”
Seperti yang dituturkan oleh Abu Sufyan pada awalnya dia mengambil jalur utama yang menuju ke Mekkah. Namun, ia tetap waspada dan meningkatkan gerakan penyelidikannya. Ketika kafilahnya sudah mendekati Badar, dia mendahului rombongan hingga bertemu dengan Majdi bin Amr, dan menanyakan pasukan Madinah kepadanya. Majdi menjawab, "Aku tidak melihat seorang pun yang mencurigakan. Hanya saja, tadi aku melihat ada dua orang penunggang unta yang berhenti di anak bukit ini. Mereka berdua mengisi kantong air, lalu pergi.
Abu Sufyan segera mendatangi tempat menderum unta dua orang yang dimaksudkan Majdi dan meneliti kotorannya. Dan ternyata di kotoran tersebut terdapat biji-bijian yang masih utuh. Dia berkata, "Demi Allah, ini adalah makanan hewan dari Yatsrib." Maka ia segera kembali menemui kafilahnya dan mengalihkan arah perjalanannya menuju ke barat ke arah pesisir pantai, tidak jadi mengambil jalan utama yang melewati Badar, tepatnya ke arah kiri. Dengan cara itu, kafilah Abu Sufyan bisa selamat dari hadangan pasukan Madinah, lalu mengirim surat ke pasukan Mekkah yang sudah tiba di Al-Juhfah.
Setelah menerima surat Abu Sufyan, terbersit kebimbangan dan keinginan pasukan Mekkah untuk kembali. Tetapi, dengan sikap yang angkuh dan sombong Abu Jahal berkata, "Demi Allah, kita tidak akan kembali kecuali setelah tiba di Badar. Kita akan berada di sana selama tiga hari sambil menyembelih hewan, pesta makan, menenggak arak dan para biduan menyanyi untuk kita, agar semua bangsa Arab mendengar apa yang sedang kita lakukan dan bagaimana perjalanan serta kekuatan kita, sehingga mereka senantiasa gentar menghadapi kita.
Sebenarnya Al-Akhnas bin Syariq sudah menyarankan Abu Jahal agar kembali saja. Namun, banyak di antara mereka yang juga tidak mau mendengarkan saran Al-Akhnas ini. Maka dia pun kembali bersama Bani Zuhrah, sehingga tak seorang pun dari Bani Zuhrah yang ikut dalam peperangan. Jumlah mereka adalah 300 orang. Selanjutnya Bani Zuhrah sangat kagum terhadap ketajaman pikiran Al-Akhnas ini, sehingga dia semakin disegani dan ditaati.
Bani Hasyim juga ingin kembali. Namun, Abu Jahal memaksa mereka, seraya berkata, "Janganlah gara-gara peperangan ini membuat kita terpecah hingga kita pulang nanti." Maka pasukan Mekkah dengan kekuatan 1000 orang melanjutkan perjalanan menuju Badar. Mereka terus berjalan hingga mendekati Badar dan bersembunyi di balik bukit pasir, di pinggiran Wadi Badar.
Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG BADAR KUBRA (2) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.
Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline.
Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.
Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.