Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (6)

Dipublikasikan pada 20 Mar 2024 23:03
https://api-uploads.umra.id/banner/60183962-15f8-4501-a6c6-beb6ecedbfaf.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (6) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini

 

 

PASUKAN MEKKAH MEMASUKI ARENA PERTEMPURAN DAN 

PERPECAHAN DI KALANGAN MEREKA

 

Malam itu pasukan Quraisy menghabiskan waktunya di Al-Udwatul Qushwa. Pada pagi harinya mereka turun dari atas bukit pasir dengan seluruh satuan-satuannya hingga tiba di lembah Badar. Tiba-tiba beberapa orang dari pasukan Quraisy muncul di hadapan Rasulullah ﷺ. Beliau bersabda, "Biarkan saja mereka.” 

 

Setiap orang di antara mereka yang hendak mengambil air minum dari mata air pasti terbunuh, kecuali Hakim bin Hizam. Dia tidak dibunuh dan setelah itu dia masuk Islam. Setiap kali berjuang di sisi beliau, dia pun berkata, "Tidak, Demi yang telah menyelamatkan aku pada Perang Badar."

 

Setelah pasukan Quraisy agak tenang, mereka mengutus Umair bin Wahb Al-Jumahi untuk menyelidiki dan menaksir seberapa besar kekuatan pasukan Madinah. Maka Umair berputar-putar di sekitar pasukan kaum Muslimin dengan menaiki kudanya, kemudian kembali menemui rekan-rekannya dan berkata, "Tiga ratus orang, kurang atau lebih sedikit. Tapi tunggu dulu, biar kuselidiki lagi bila kemungkinan mereka mempunyai pasukan cadangan atau pasukan pendukung di belakangnya.” 

 

Ia kemudian memacu kudanya hingga cukup jauh, dan setelah tak ada sesuatu pun yang dilihatnya, dia segera kembali lagi menemui pasukan Quraisy dan berkata kepada mereka, "Aku tidak melihat apa pun. Tapi, wahai orang-orang Quraisy, aku melihat seolah ada bencana besar yang membawa kematian. Unta-unta Yatsrib membawa kematian yang mengerikan. Mereka adalah orang-orang yang tidak mempunyai tameng dan benteng kecuali pedang-pedang mereka. Demi Allah, aku melihat tidak akan ada seorang pun di antara mereka yang akan terbunuh sebelum membunuh salah seorang di antara kalian. Jika jumlah mereka sama dengan jumlah kalian, tidak ada artinya hidup setelah itu. Karena itu, pikirkanlah hal ini!"

 

Pada saat itu ada pula aksi penentangan terhadap Abu Jahal yang ngotot untuk berperang. Aksi penentangan ini mengajak pasukan untuk kembali ke Mekkah tanpa harus bertempur dengan musuh. Maka Hakim bin Hizam kembali bersama beberapa orang. Ia lalu menemui Utbah bin Rabi'ah dan berkata, "Wahai Abul Walid, engkau adalah pemuka Quraisy, pemimpinnya dan orang yang ditaati. Mengapa engkau tidak ingin dikenang baik sepanjang masa?"

 

"Apa itu, wahai Hakim?" tanya Utbah. 

 

"Pulanglah dengan orang-orangmu dan bawalah urusan sekutumu Amr bin Al-Hadhrami." Amr adalah orang yang terbunuh saat dipanah satuan perang kaum Muslimin di Nakhlah. 

 

Utbah berkata, "Aku pasti akan melakukannya dan engkaulah penjaminku atas tindakan ini. Memang dia adalah sekutuku. Maka akulah yang akan menangani masalah tebusannya dan harta yang seharusnya miliknya."

 

Kemudian Utbah berkata kepada Hakim bin Hizam, "Kalau begitu temuilah Ibnu Al-Handhaliyah_maksudnya Abu Jahal, dan Al-Handhaliyah adalah nama ibunya. Aku yakin semua orang setuju dengan ini, kecuali dia saja."

 

Kemudian, Utbah bin Rabi'ah berdiri di hadapan mereka dan berkata "Wahai orang-orang Quraisy, demi Allah, sungguh kalian tidak akan sanggup berbuat apa-apa bila kalian bertemu dengan Muhammad dan rekan rekannya. Demi Allah, kalau kalian bisa mengalahkannya, tetap saja seseorang di antara kalian akan memandang wajah seseorang yang membuatnya benci ketika melihatnya, karena anak pamannya atau seseorang di antara kerabatnya ikut menjadi korban. Pulanglah dan biarkanlah urusan Muhammad dengan orang-orang Arab. Jika mereka dapat mengalahkannya, maka itulah yang memang kalian kehendaki. Namun, bila itu tidak terjadi, berarti ia akan menundukkan kalian dan kalian tidak mendapatkan apa yang kalian inginkan."

 

Hakim bin Hizam menemui Abu Jahal yang sedang mempersiapkan baju besinya, seraya berkata, "Wahai Abul Hakam, sesungguhnya Utbah mengutusku untuk berkata begini dan begini."

 

Abu Jahal menjawab, "Demi Allah, paru-paru Utbah telah menggembung (kiasan untuk orang yang pengecut) ketika melihat Muhammad dan rekan-rekannya. Demi Allah, kita tidak akan kembali sebelum Allah memutuskan perkara antara kita dan Muhammad. Biarkan saja Utbah dan perkataannya. Ia begitu karena sudah melihat bahwa Muhammad adalah pemakan hewan yang sudah dipotong dan di tengah mereka ada anaknya, sehingga dia menakut-nakuti kalian untuk berhadapan dengannya." Yang dimaksudkan dengan anaknya adalah Hudzaifah bin Utbah yang sudah sejak lama masuk Islam dan juga ikut hijrah.

 

Ketika Utbah mendengar ucapan Abu Jahal, "Demi Allah, paru-paru Utbah telah menggembung (kiasan untuk orang yang pengecut)", dia berkata, "Lihat saja nanti, siapa yang lebih pengecut; dia atau aku!!"

 

Karena merasa khawatir aksi penentangan ini semakin kuat dan untuk menghentikan perdebatan tersebut, Abu Jahal segera memanggil Amir bin Al-Hadhrami, saudara Amr bin Al-Hadhrami yang menjadi korban di Nakhlah, seraya berkata kepadanya, "Ini sekutumu ingin mengajak orang-orang untuk pulang. Padahal, engkau tahu sendiri siapa Orang yang hendak engkau tuntut balas. Maka bangkitlah dan carilah orang yang hendak engkau balas dan yang membunuh saudaramu.” 

 

Amir pun bangkit sambil menampakkan pantatnya dan berteriak, "Benar-benar menyedihkan, perang sudah berkobar dan orang-orang sudah tidak sabar lagi. Mereka sudah berkumpul untuk menuntut balas. Namun, mereka telah dirusak oleh pendapat Utbah." Ternyata sikap gegabah telah mengalahkan sikap bijaksana, sehingga penentangan yang disampaikan Hakim itu tidak banyak berarti.

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG BADAR KUBRA (6) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.