Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (7)

Dipublikasikan pada 23 Mar 2024 01:35
https://api-uploads.umra.id/banner/09432a03-0cbc-4791-9779-c3f068d3664b.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (7) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini

 

 

DUA PASUKAN SALING MENGINTAI HINGGA DUEL SATU LAWAN SATU 

 

Setelah dua pasukan saling mengintai, Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya Allah orang-orang Quraisy datang dengan kecongkakan dan kesombongannya. Mereka memusuhi-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, aku mengharapkan pertolongan-Mu seperti yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, binasakanlah mereka pagi ini." Itulah doa Rasulullah ﷺ, dan sebelumnya Utbah bin Rabi'ah telah bermimpi melihat di kelompok kaum Muslimin terdapat unta merah. Bila di salah satu kelompok ada kebaikan, itu bagi kelompok yang ada unta merah. Bila mereka menaatinya, mereka pasti mendapatkan petunjuk.

 

Rasulullah ﷺ meluruskan barisan kaum Muslimin dan ketika itu terjadilah sebuah momen yang mengagumkan. Rasulullah ﷺ membawa tombak untuk meluruskan barisan dan saat itu Sawad bin Ghaziyah menonjol dari barisannya. Maka beliau memukulnya dengan anak panah agar meluruskan barisan, sambil bersabda, "Luruskan barisanmu, wahai Sawad!" Sawad menjawab, "Wahai Rasulullah, engkau telah membuatku sakit. Karena itu, berilah kesempatan kepadaku untuk membalasnya.” 

 

Maka beliau menyingkap baju di bagian perutnya seraya bersabda, "Kalau begitu, balaslah!" Sawad pun langsung memeluk perut beliau. 

 

"Apa yang mendorongmu melakukan ini, wahai Sawad?" tanya beliau keheranan. 

 

Sawad menjawab, "Wahai Rasulullah, telah datang kesempatan seperti yang engkau lihat saat ini. Sejak lama aku ingin agar kulitku dapat bersentuhan dengan kulitmu pada saat-saat terakhir aku hidup bersama engkau." 

 

Lalu beliau mendoakan kebaikan baginya.

 

Seusai meluruskan dan menata barisan, beliau mengeluarkan perintah agar pasukan tidak memulai pertempuran sebelum mendapat perintah yang terakhir dari beliau.  

Beliau juga menyampaikan beberapa petunjuk khusus tentang peperangan, dengan bersabda, "Jika kalian merasa jumlah musuh terlalu banyak, lepaskanlah anak panah kepada mereka. Dahuluilah mereka dalam melepaskan anak panah. Kalian tak perlu buru-buru menghunus pedang kecuali setelah mereka dekat dengan kalian." (Sunan Abu Dawud, II/13)

 

Setelah itu, beliau kembali lagi ke tenda bersama Abu Bakar. Sementara Sa'ad bin Mu'adz bertanggung jawab memimpin satuan pasukan yang bertugas melindungi beliau. 

 

Di pihak kaum Musyrikin, pada hari itu Abu Jahal juga meminta keputusan dan memohon kemenangan kepada Allah dan berkata, "Ya Allah, apakah kami harus memutuskan tali kekerabatan dan menanggung akibat yang belum kami ketahui secara pasti? Maka hancurkanlah dia pada pagi ini. Ya Allah, siapakah yang lebih Engkau cintai dan lebih Engkau ridhai di sisi-Mu, maka berilah ia kemenangan pada hari ini." Tentang perkataan Abu Jahal ini, Allah berfirman:

 

"Jika kalian (orang-orang musyrik) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepada kalian; dan jika kalian berhenti, itulah

yang lebih baik bagi kalian; dan jika kalian kembali, niscaya Kami kembali (pula); dan angkatan perang kalian sekali-kali tidak akan

dapat menolak dari kalian sesuatu bahaya meski sebanyak apa pun dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman." (QS. Al-Anfal:19)

 

Orang yang pertama kali menyulut api peperangan adalah Al-Aswad bin Abdul Asad Al-Makhzumi, seorang laki-laki yang perangainya kasar dan buruk akhlaknya, Dia keluar dari barisan pasukan Quraisy seraya berkata, "Aku bersumpah kepada Allah, aku benar-benar akan mengambil air minum dari kolam kalian, atau aku akan menghancurkannya, atau lebih baik aku mati karenanya.” 

 

Kedatangannya langsung disambut Hamzah bin Abdul Muththalib RA. Setelah saling berhadapan, Hamzah langsung menyabetnya dengan pedang, sehingga kakinya putus di bagian betis dan darahnya muncrat mengenai rekan-rekannya. Setelah itu Al-Aswad merangkak ke kolam hingga tercebur di dalamnya. Tetapi, secepat kilat Hamzah menyabetnya sekali lagi ketika dia berada di dalam kolam. 

 

Itulah korban pertama yang kemudian menyulut api peperangan. Setelah itu muncul tiga penunggang kuda Quraisy yang handal. Mereka berasal dari satu keluarga, yaitu Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah, dan Al-Walid bin Utbah. Ketika mereka benar-benar sudah keluar dari barisan, mereka meminta untuk adu tanding. 

 

Muncullah tiga pemuda Anshar, yaitu Auf bin Al-Harits, Muawwidz bin Al-Harits_ibu keduanya adalah Afra', dan Abdullah bin Rawahah. 

 

"Siapa kalian ini?" tanya tiga orang musyrik tersebut. 

 

“Kami orang-orang dari Anshar", jawab salah seorang dari tiga orang Anshar tersebut.

 

"Kami menginginkan orang-orang yang sepadan dan terpandang. Kami tidak membutuhkan kalian. Kami hanya menginginkan kerabat paman kami.”

 

Salah seorang di antara orang-orang musyrik itu berteriak dengan suara lantang, "Wahai Muhammad, keluarkan orang-orang terpandang yang berasal dari kaum kami.” 

 

Rasulullah ﷺ bersabda, "Bangkitlah, wahai Ubaidah bin Al-Harits, Hamzah, dan Ali."

 

Ketika tiga orang Muslim ini berdiri dan menghampiri tiga orang musyrik itu, mereka bertanya, "Siapa kalian ini?" Setelah pertanyaan ini dijawab, mereka pun berkata, "Kalian sepadan dan terpandang.” 

 

Ubaidah yang paling tua di antara mereka, berhadapan dengan Utbah bin Rabi'ah, Hamzah berhadapan dengan Syaibah bin Rabi'ah, dan Ali dengan berhadapan Al-Walid. 

 

Hamzah dan Ali tidak terlalu kesulitan melibas lawan tandingnya. Lain halnya dengan Ubaidah dan lawan tandingnya. Masing-masing saling melancarkan serangan hingga dua kali, dan masing-masing saling melukai lawannya. Kemudian Hamzah dan Ali menghampiri Utbah lalu membunuhnya. 

 

Setelah itu mereka berdua memapah tubuh Ubaidah yang sudah lemah, karena kakinya tertebas hingga putus. Dia sama sekali tidak mengeluh hingga meninggal dunia di Ash-Shafra', empat atau lima hari setelah Perang Badar, di tengah perjalanan pulang ke Madinah. 

 

Pada saat itu Ali bersumpah kepada Allah, hingga karenanya turun ayat tentang kiprahnya:

 

Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. (QS. Al-Hajj:19)

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG BADAR KUBRA (7) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.