Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (8)

Dipublikasikan pada 24 Mar 2024 22:54
https://api-uploads.umra.id/banner/b3aa18ab-c78d-4c3f-9776-a458ae558170.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERISTIWA PENTING DI BULAN RAMADHAN - PERANG BADAR KUBRA (8) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian pertama, klik disini

 

 

 

PERANG KOLOSAL DIMULAI 

 

Kesudahan adu tanding ini merupakan awal yang buruk bagi orang-orang musyrik, karena mereka kehilangan tiga orang penunggang kuda yang diandalkan sekaligus komandan pasukan hanya dalam sekali gebrakan saja. Kemarahan mereka menggelegak, lalu mereka menyerang pasukan kaum Muslimin secara serentak dan membabi buta. 

 

Di pihak kaum Muslimin, setelah memohon kemenangan dan pertolongan kepada Allah, serta memurnikan niat dan tunduk kepada-Nya, mereka menghadang serangan orang-orang musyrik yang dilancarkan secara bergelombang dan terus-menerus, Mereka tetap berdiri di tempat semula dengan sikap defensif. Namun, cara ini cukup ampuh untuk menjatuhkan korban di kalangan orang-orang musyrik. Tak henti-hentinya mereka berseru: Ahad.. Ahad...

 

Sejak Rasulullah ﷺ kembali ke tenda setelah meluruskan dan menata barisan pasukan kaum Muslimin, beliau tak henti-hentinya memohon kemenangan kepada Allah seperti yang telah dijanjikan-Nya. Beliau bermunajat, "Ya Allah, penuhilah bagiku apa yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, sesungguhnya aku mengingatkan-Mu akan sumpah dan janji-Mu.” 

 

Ketika pertempuran semakin berkobar dan akhirnya mencapai puncaknya, beliau bersabda lagi, "Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada hari ini, Engkau tidak akan disembah lagi, ya Allah, kecuali jika memang Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selamanya setelah hari ini."

 

Begitu mendalam doa yang beliau sampaikan kepada Allah hingga tanpa disadari mantel beliau jatuh dari pundak. Abu Bakar memungutnya lalu mengembalikan ke pundak beliau, seraya berkata, "Sudah cukup, wahai Rasulullah, untuk terus-menerus memohon kepada Rabbmu."

 

Allah mewahyukan kepada para malaikat. Dalam hal ini, Allah berfirman:

Sesungguhnya aku bersama kalian, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir. (QS. Al-Anfal:12)

 

Kemudian Allah mewahyukan kepada Rasulullah ﷺ

Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut. (QS. Al-Anfal:9)

 

Artinya, para malaikat itu datang secara bergelombang, sebagian datang lalu disusul sebagian yang lain, tidak datang serentak dalam satu waktu.

 

Tiba-tiba Rasulullah ﷺ diserang kantuk hanya dalam sekejap saja. Kemudian beliau mendongakkan kepala seraya bersabda,"Bergembiralah wahai Abu Bakar. Jibril telah datang di atas gulungan-gulungan debu.”

 

Dalam riwayat Muhammad bin Ishaq disebutkan, Rasulullah ﷺ bersabda, "Bergembiralah, wahai Abu Bakar. Telah datang pertolongan Allah kepadamu Jibril telah datang sambil memegang tali kekang kuda yang ditungganginya di atas gulungan-gulungan debu."

 

Kemudian Rasulullah ﷺ keluar dari pintu tenda, melompat dari sana dengan mengenakan baju besi, seraya mengucapkan: "Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang." (Al-Qamar: 45)

 

Setelah itu, Rasulullah ﷺ memungut segenggam pasir lalu mendekat ke arah pasukan Quraisy, sembari bersabda, "Wajah-wajah yang buruk." Kemudian beliau menaburkan pasir tersebut ke wajah-wajah mereka, sehingga tak seorang pun orang musyrik melainkan matanya atau tengkuknya atau mulutnya pasti terkena pasir itu. Tentang hal ini Allah menurunkan ayat:

"Dan bukan kamu yang melempar tatkala kamu melempar. Tetapi, Allah yang melempar." (QS. Al-Anfal:17)

 

Pada saat itu beliau mengeluarkan perintah pamungkas kepada pasukan kaum Muslimin agar mengadakan serangan balik, seraya bersabda, "Kokohkanlah."

 

Lalu beliau mengobarkan semangat mereka untuk terus berperang dengan bersabda, "Demi diri Muhammad yang ada di Tangan-Nya, tiada seseorang pun pada hari ini yang berperang melawan mereka dengan penuh kesabaran, mengharap keridhaan Allah, dan maju terus pantang mundur, melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam surga.” 

 

Beliau membangkitkan mereka lagi, "Bangkitlah menuju ke surga, yang luasnya seluas langit dan bumi,"

 

Saat itu juga, Al-Umair bin Al-Hammam berkata, "Hebat.. hebat..."

 

Apa yang mendorongmu mengucapkan “hebat...hebat!?” tanya beliau. “Tidak ada apa-apa, demi Allah, wahai Rasulullah. Ini hanya sekedar harapan agar aku termasuk penghuninya.” 

 

Beliau bersabda, “Sungguh engkau memang termasuk penghuninya.”

 

Dia mengeluarkan beberapa buah kurma dari tempatnya lalu memakan sebagian. Namun, dia segera melemparkannya sambil berkata,

“Jika aku masih hidup dan memakan kurmaku ini, maka ini adalah kehidupan yang terlalu lama.” Kemudian dia menyerbu musuh hingga terbunuh. (HR Muslim, II/139)

 

Pada saat itu Auf bin Al-Harits juga bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apa yang membuat Rabb tersenyum kepada hamba-Nya?"

 

Beliau menjawab, “Bila ia menjulurkan tangannya ke tengah musuh tanpa mengenakan baju besi.” 

 

Seketika itu juga Auf melepaskan baju besi yang dikenakan dan melemparkannya begitu saja. Kemudian dia memungut pedang dan

menyerang musuh hingga gugur di medan laga. 

 

Kemudian beliau mengeluarkan perintah agar mengadakan serangan balik. Sebab, serangan musuh tidak lagi gencar dan semangat mereka sudah mengendur. Langkah yang bijak ini ternyata sangat ampuh untuk mengokohkan posisi pasukan kaum Muslimin. 

 

Setelah mendapat perintah untuk menyerang, mereka melancarkan serangan secara serentak dan gencar. Mereka menceraiberaikan barisan musuh hingga jatuh korban bergelimpangan di pihak Quraisy. Semangat mereka semakin berkobar setelah melihat Rasulullah terjun ke medan

laga sambil mengenakan baju besi dan berteriak dengan suara lantang membacakan ayat:

"Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.”

 

Kaum Muslimin bertempur hebat dengan bantuan para malaikat. Disebutkan dalam riwayat Ibnu Sa'ad, dari Ikrimah, bahwa ia berkata, "Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya, Ada pula tangan yang putus, tanpa diketahui siapa yang menyabetnya.” 

 

Ibnu Abbas berkata, "Ketika seseorang dari pasukan kaum Muslimin berusaha keras menghabisi salah seorang di antara pasukan musuh di hadapannya, tiba-tiba dia mendengar suara lecutan cambuk di atasnya dan suara sosok penunggang kuda yang berkata, 'Majulah terus, wahai Haizum (nama kuda Jibril)!" Tiba-tiba, orang Muslim itu menyaksikan orang musyrik di hadapannya sudah jatuh terkapar." Seorang Anshar yang melihat kejadian ini menuturkannya kepada Rasulullah ﷺ. Maka beliau bersabda, "Engkau benar. Itulah pertolongan dari langit yang ketiga." (HR Muslim, II/93)

 

Abu Dawud Al-Mazini berkata, Ketika aku mengejar salah seorang musyrikin untuk menebasnya, tiba-tiba kepalanya sudah tertebas sebelum pedangku menyentuhnya. Aku sadar bahwa rupanya dia telah dibunuh seseorang selain diriku.

 

Seorang Anshar lainnya datang membawa Al-Abbas bin Abdul Muththalib sebagai tawanan. AI-Abbas berkata, "Demi Allah, bukan orang ini yang tadi menawanku. Tadi aku ditawan seorang laki-laki botak dan wajahnya sangat tampan menunggang seekor kuda yang gagah. Aku tidak pernah melihatnya ada di tengah-tengah mereka." Orang Anshar itu menyahut, "Akulah yang telah menawannya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, “Diamlah, karena Allah telah membantumu dengan malaikat yang mulia.” 

 

 

Setelah melihat apa yang dialami orang-orang musyrik ketika berhadapan dengan pasukan kaum Muslimin yang dibantu oleh para malaikat, Iblis yang menyerupai Suraqah bin Malik bin Ju'syum_yang sejak semula memang menyertai pasukan Quraisy_segera beranjak untuk melarikan diri dari kancah peperangan. 

 

Al-Harits bin Hisyam yang melihat gelagatnya yang mencurigakan itu segera menahannya. Tentu saja dia mengira Iblis itu benar-benar Suraqah. "Mau ke mana kamu Suraqah?" tanya Al-Harits. "Bukankah engkau pernah berkata bahwa engkau akan menjadi pendukung kami dan tidak akan meninggalkan kami?" Namun, Iblis tersebut memukul dada Al-Harits hingga membuatnya terjengkang ke belakang. Kemudian ia menjawab "Aku mampu melihat apa yang tidak kalian lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah. Siksaan Allah itu benar-benar sangat pedih." Setelah itu dia melarikan diri dan menceburkan diri ke laut. 

 

Tanda-tanda kegagalan dan kebimbangan mulai menyelimuti barisan orang-orang musyrik. Banyak korban berjatuhan karena serangan orang-orang muslim yang gencar. Pertempuran hampir mendekati masa akhir. Tidak sedikit orang musyrik yang melarikan diri dan mundur dari arena peperangan. Hal ini semakin memudahkan pasukan kaum Muslimin untuk menawan dan menghabisi lawan. Dengan demikian, lengkap sudah kekalahan kaum musyrik. 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG BADAR KUBRA (8) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.