Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERANG UHUD BAGIAN 9 - ABU DUJANAH MEMBAWA PEDANG RASULULLAH

Dipublikasikan pada 14 Apr 2024 01:07
https://api-uploads.umra.id/banner/c1f35abe-6b46-4c75-a2eb-79380b659805.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG UHUD BAGIAN 9 - ABU DUJANAH  MEMBAWA PEDANG RASULULLAH yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

Pertempuran semakin lama semakin panas dan yang paling berat berkisar di sekitar bendera orang-orang musyrik. Pertempuran berkecamuk di setiap kancah peperangan. 

 

Keimanan telah menguasai barisan kaum Muslimin. Mereka menyerbu ke tengah pasukan musyrikin layaknya air bah yang menjebol tembok bendungan, sambil berkata, "Matilah, matilah!" Beginilah seruan mereka pada waktu Perang Uhud. 

 

Abu Dujanah datang menyeruak sambil mengikatkan sorban berwarna merah di kepalanya, membawa pedang Rasulullah ﷺ, dengan satu tekad untuk memenuhi hak pedang itu. Dia pun bertempur sambil menyusup ke sana kemari di tengah manusia. Siapapun orang musyrik yang berpapasan dengannya pasti dibabatnya hingga tewas. Dia benar-benar telah mengacak-acak barisan orang-orang musyrik. 

 

Az-Zubair bin Al-Awwam berkata, "Ada yang terasa mengganjal di dalam sanubari ketika aku meminta pedang kepada Rasulullah ﷺ, namun beliau menolak permintaanku dan memberikannya kepada Abu Dujanah. Aku bertanya-tanya kepada diri sendiri, 'Aku adalah anak Shafiyah, bibi beliau, juga berasal dari Quraisy. Aku sudah berusaha menemui beliau dan meminta pedang itu sebelum Abu Dujanah. Namun, beliau justru memberikannya kepada Abu Dujanah dan meninggalkan aku. Demi Allah aku benar-benar ingin melihat apa yang bisa dilakukan oleh Abu Dujanah. Maka aku menguntitnya. 

 

Dia mengeluarkan sorban merahnya lalu mengikatkannya di kepala. Orang-orang Anshar berkata, 'Abu Dujanah telah mengeluarkan sorban kematian.' Maka dia pun beranjak sambil melantunkan syair:

 

Akulah yang berjanji kepada kekasih tercinta

di bawah kaki bukit, dekat pohon kurma

aku tidak boleh berdiri di barisan belakang

memukul dengan pedang Allah dan Rasul-Nya.

 

Setiap berpapasan dengan siapa saja dari kalangan musuh, ia pasti membunuhnya. Sementara di antara orang-orang musyrik ada seseorang yang tidak membiarkan orang kami yang terluka melainkan dia pasti membunuhnya. Jarak Abu Dujanah dengan orang musyrik itu semakin dekat. Aku berdoa kepada Allah agar mereka dipertemukan. Benar saja, dua kali sabetan tidak mengena. Pada sabetan berikutnya orang musyrik itu bisa menyabet Abu Dujanah, yang ditangkis dengan perisai dari kulit. Setelah itu, Abu Dujanah ganti menyabetkan pedangnya hingga dapat membunuhnya. Abu Dujanah terus menyusup ke tengah barisan,

sehingga dia dapat lolos ke titik yang ditempati oleh komandan para wanita Quraisy. Abu Dujanah sendiri tidak tahu bahwa yang dihadapinya adalah seorang wanita. Abu Dujanah menuturkan, 'Kulihat seseorang yang sedang mencakar-cakar sedemikian rupa. Maka aku menghampiri orang itu. Ketika pedangku siap kutebaskan kepadanya, orang itu pun berteriak keras. Ternyata dia adalah seorang wanita. Aku menganggap pedang Rasulullah ﷺ terlalu mulia untuk membunuh seorang wanita. Ternyata wanita itu adalah Hindun binti Utbah."

 

AZ-Zubair bin Al-Awwam melanjutkan, "Kulihat Abu Dujanah telah mengayunkan pedang persis di bagian tengah kepala Hindun binti Utbah. Namun, kemudian dia membelokkan arah sabetan pedangnya. Aku bergumam, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui'.” 

 

Sementara itu, Hamzah bin Abdul Muththalib bertempur bagaikan singa yang sedang mengamuk. Dia menyusup ke tengah barisan pasukan musyrikin tanpa mengenal rasa takut dan tidak ada tandingnya. Orang-orang yang gagah berani dari pihak musuh pun dibuatnya seperti daun-daun kering yang beterbangan dihembus angin, lebih khusus lagi andilnya yang nyata dalam menghabisi para pembawa bendera musuh. Dia terus menerjang dan mengejar tokoh-tokoh musuh, hingga akhirnya dia terbunuh di barisan paling depan, bukan terbunuh seperti dalam adu tanding semata, tetapi dia terbunuh layaknya orang baik-baik yang terbunuh di tengah kegelapan malam. 

 

 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG UHUD BAGIAN 9 - ABU DUJANAH  MEMBAWA PEDANG RASULULLAH  semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.