UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG KHAIBAR (1) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini)
Perang Khaibar
Dahulu Khaibar merupakan sebuah kota besar yang memiliki benteng dan kebun-kebun sepanjang 60 - 80 mil dari Madinah, ke arah utara.
Setelah Rasulullah ﷺ merasa aman dari serangan salah satu dari dari tiga sayap pasukan musuh dan mendapatkan jaminan keamanan yang utuh setelah dikukuhkannya gencatan senjata_Perjanjian Hudaibiyah, maka konsentrasi beliau tertuju ke dua sayap lainnya, yaitu Yahudi dan beberapa kabilah Najd. Itu dimaksudkan agar stabilitas keamanan dan kesejahteraan benar-benar menjadi lengkap, sehingga ketenteraman tercipta di seluruh wilayah, lalu kaum Muslimin hanya terpusat untuk menyebarkan risalah Allah. Karena Khaibar merupakan kandang konspirasi dan pengkhianatan, pangkalan militer, sumber permusuhan dan pemicu peperangan, maka tidak mengherankan jika Khaibar menjadi sasaran pertama yang dilirik kaum Muslimin.
Sekalipun memang begitu keadaan Khaibar, kita tidak boleh lupa bahwa penduduk Khaibar adalah orang-orang yang menghimpun pasukan untuk memerangi kaum Muslimin dan mendorong Bani Quraizhah untuk melanggar perjanjian dan berkhianat, menjalin kontak dengan orang-orang munafik yang merupakan duri dalam masyarakat Islam, berhubungan dengan penduduk Ghathafan dan orang-orang Arab Badui, yang merupakan sayap ketiga dari pasukan musuh. Di samping itu, mereka sendiri juga mempersiapkan diri untuk berperang. Dengan sepak terjang mereka ini membuat kaum Muslimin selalu merasa terancam bahaya. Bahkan mereka pernah merancang langkah untuk membunuh Nabi ﷺ.
Melihat kenyataan ini, kaum Muslimin mau tidak mau harus mengirim satuan pasukan hingga beberapa kali dan menghabisi para tokoh pengkhianat, seperti Sallam bin Abul Huqaiq dan Usair bin Razzam. Sekalipun keharusan kaum Muslimin untuk menuntaskan masalah orang-orang Yahudi lebih besar, tapi mereka menundanya. Sebab, ada kekuatan yang lebih besar daripada orang-orang Yahudi itu, yaitu Quraisy yang secara terang-terangan menyerang kaum Muslimin. Setelah serangan ini padam, perhatian bisa dipusatkan kepada para penjahat itu dan sudah tiba saatnya untuk membuat perhitungan dengan mereka.
Sepulang dari Hudaibiyah Rasulullah ﷺ berada di Madinah pada bulan Dzulhijjah dan sebagian Muharam. Pada sisa bulan Muharram tahun 7 H itu, beliau berangkat ke Khaibar. Menurut para mufasir, Khaibar merupakan janji yang pernah disampaikan Allah dalam firman-Nya:
Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu (Al-Fath: 20)
Maksud janji dalam ayat tersebut adalah Perjanjian Hudaibiyah sedangkan harta rampasan adalah Khaibar.
Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG KHAIBAR (1) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.
Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline.
Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.
Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.