Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERISTIWA PASCA PERANG UHUD (2)

Dipublikasikan pada 05 May 2024 07:01
https://api-uploads.umra.id/banner/695eb667-c6db-46cf-8d47-b833f486ba3d.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERISTIWA PASCA PERANG UHUD (2) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

Ekspedisi Abdullah bin Unais dan Utusan ke Ar-Raji’ 

 

Pada 5 Muharam tahun 4 H, ada berita yang masuk ke Madinah bahwa Khalid bin Sufyan Al-Hudzali memobilisasi orang untuk menyerang kaum Muslimin. Karena itu, Rasulullah ﷺ mengirim Abdullah bin Unais untuk mengatasinya. 

 

Sejak meninggalkan Madinah, Abdullah bin Unais tidak muncul selama delapan belas hari. Kemudian pada hari Sabtu, sepekan sebelum bulan Muharam berakhir, dia muncul sambil membawa kepala Khalid bin Sufyan dan memperlihatkannya kepada beliau. Maka beliau memberikan sebatang tongkat kepadanya seraya bersabda, "Ini merupakan tanda antara diriku dan engkau pada hari kiamat." Dan pada saat Abdullah bin Unais menghadapi ajal, ia berwasiat agar tongkat itu juga disertakan dalam kain kafannya. 

 

Pada bulan Shafar pada tahun yang sama, ada beberapa orang dari Adhal dan Qarah yang datang kepada Rasulullah ﷺ, mengabarkan bahwa di tengah kaumnya ada beberapa orang Muslim. Mereka meminta agar dikirim beberapa orang untuk mengajarkan Islam dan membacakan Al-Qur'an kepada mereka. Maka beliau mengutus enam orang. Namun, menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat Al-Bukhari adalah sepuluh orang. Beliau menunjuk Martsad bin Abu Martsad Al-Ghanwi sebagai pemimpin rombongan. Menurut pendapat Ibnu Ishaq dan dalam riwayat Al-Bukhari, pemimpin rombongan adalah Ashim bin Tsabit.

 

Mereka berangkat bersama para utusan dari Adhal dan Qarah. Setibanya di Ar-Raji', sebuah sumber air milik Bani Hudzail di daerah Hijaz, tepatnya antara Rabigh dan Jeddah, para utusan yang memang hendak memperdaya kaum Muslimin itu meminta bantuan kepada penduduk sebuah perkampungan Hudzail, yaitu Bani Lahyan. Ada seratus orang pemanah yang menyusul dan akhirnya dapat menghampiri rombongan ini dan mengepung mereka. 

 

Kaum Muslimin dalam rombongan tersebut sudah berusaha menyelamatkan diri dengan cara mendaki tempat yang lebih tinggi. Orang-orang yang mengepung mereka berkata, "Kami berjanji dan bersumpah tidak akan membunuh seorang pun di antara kalian asal kalian mau turun." Ashim dan beberapa rekannya menolak tawaran yang dianggapnya hanya suatu jebakan ini. Maka dia bertempur melawan para pengepungnya hingga meninggal bersama tujuh rekannya yang lain.

Sementara itu, Khubaib bin Adi, Zaid bin Ad-Datsinnah dan seorang lagi yang masih hidup, ditawari perjanjian lagi. Mereka pun turun. Tetapi, mereka dikhianati dan kemudian hendak diikat dengan belenggu yang biasa digunakan untuk membelenggu para tawanan. Orang yang ketiga berkata, "Ini merupakan awal pengkhianatan." Karena terus menolak, akhirnya orang itu dibunuh. 

 

Mereka membawa Zaid dan Khubaib ke Mekkah dan menjualnya di sana. Pada waktu Perang Badar, Zaid dan Khubaib telah menghabisi sekian banyak bangsawan Quraisy. Khubaib ditahan di Mekkah dan dimasukkan ke dalam penjara setelah dibeli Hujair bin Abu Ihab At-Tamimi, namun kemudian mereka sepakat untuk membunuhnya. Untuk eksekusi, mereka membawanya pergi dari Tanah Suci ke Tan'im. Saat mereka hendak menyalib badannya, Khubaib meminta kesempatan

kepada mereka untuk mendirikan shalat dua rakaat saja. Permintaan ini mereka kabulkan. Setelah mengucapkan salam, dia berkata sendiri, "Demi Allah, kalau bukan karena mereka akan mengatakan bahwa aku sedang ketakutan, tentu aku ingin shalat lebih banyak lagi."

 

Kemudian dia berkata dengan suara nyaring, "Ya Allah. hitunglah jumlah mereka, binasakanlah mereka semua dan janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara mereka tetap hidup."

 

Abu Sufyan menanyainya, "Apakah engkau suka jika Muhammad ada di tengah kami lalu lehernya kami tebas, sementara engkau bebas hidup di tengah keluargamu?" 

 

Khubaib menjawab, "Tidak demi Allah, aku tidak suka berada di tengah keluargaku, sedangkan Muhammad di tempatnya terkena sebuah duri karena ulah kalian." 

 

Kemudian mereka menyalib dan membunuhnya serta menunjuk beberapa orang untuk menjaga jasadnya. Kemudian muncul Amr bin Umayyah Adh-Dhamri dan pada malam harinya dia dapat mengakali para penjaga, lalu membawa jasadnya untuk dikuburkan. Yang menangani eksekusi terhadap Khubaib adalah Uqbah bin Al-Harits, yang pada waktu Perang Badar Khubaib telah membunuh ayahnya, Al-Harits. 

 

Di dalam Ash-Shahih disebutkan bahwa Khubaib adalah orang pertama yang mentradisikan shalat dua rakaat jika ada orang Muslim yang hendak dieksekusi. Ketika masih ditawan dan dipenjara, dia terlihat sedang memakan setangkai buah anggur, padahal di Mekkah saat itu tidak ada buah anggur. 

 

Adapun Zaid bin Ad-Datsinnah, ia dibeli Shafwan bin Umayyah, lalu dibunuhnya, karena Zaid telah membunuh ayahnya.

 

Orang-orang Quraisy mengirim utusan untuk mendatangi jasad Ashim dan memotong sebagian dari tubuhnya, agar mereka benar-benar dapat meyakini kematiannya, karena Ashim telah membunuh sekian banyak pemuka dan bangsawan Quraisy pada waktu Perang Badar. Namun, Allah mengutus sekumpulan lebah yang melindungi jasadnya dari sentuhan para utusan orang-orang kafir itu, sehingga mereka sama sekali tidak bisa menjamahnya. Sebelum itu dia sudah bersumpah kepada Allah untuk tidak bersentuhan dengan orang musyrik dan tidak membiarkan dirinya disentuh orang musyrik. 

 

Ketika Umar bin Al-Khaththab mendengar kejadian ini, dia berkata, "Allah menjaga hamba yang Mukmin setelah meninggal dunia, sebagaimana Dia menjaganya sewaktu masih hidup.”

 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERISTIWA PASCA PERANG UHUD (2) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline  

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini   atau hubungi hotline   untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.