Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERANG UHUD BAGIAN 13 - TERLUKA & KABAR BOHONG TERBUNUHNYA RASULULLAH (2)

Dipublikasikan pada 20 Apr 2024 00:57
https://api-uploads.umra.id/banner/bfb8634c-e01d-488c-8fa9-ab75568610aa.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG UHUD BAGIAN 13 - TERLUKA & KABAR BOHONG TERBUNUHNYA RASULULLAH (2)  yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

Setelah kaum Muslimin memutar untuk bergabung dengan Rasulullah ﷺ melalui samping kiri dan kanan pasukan Quraisy, maka peperangan lebih banyak berkobar di sekitar beliau ﷺ. 

 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya ketika orang-orang musyrik mengambil jalan memutar, beliau hanya bersama sembilan orang Muslim. Ketika itu, beliau berseru, "Kemarilah! Aku adalah Rasul Allah." Maka orang-orang musyrik mendengarnya dan mengetahui keberadaan beliau. 

 

Seketika itu juga, mereka memusatkan serangan ke arah beliau secara gencar sebelum pasukan Islam yang lain bisa mencapai tempat beliau. Maka terjadilah pertempuran sengit antara orang-orang musyrik dan sembilan orang Muslim itu. Di situlah tampak kecintaan, kesetiaan. patriotisme, dan keberanian para sahabat. 

 

Muslim meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah ﷺ terpisah bersama tujuh orang Anshar dan dua orang dari kalangan Muhajirin. Saat orang-orang Quraisy melancarkan serangan secara gencar, beliau bersabda, “Siapapun yang melindungi kami, dia masuk surga atau ia akan menjadi pendampingku di surga.” 

 

Salah seorang dari Anshar maju dan bertempur melawan sekian banyak orang musyrik hingga terbunuh. Lalu orang Anshar lainnya menyusul dan akhirnya tujuh orang Anshar tersebut gugur syahid. Orang terakhir dari tujuh kaum Anshar yang gugur adalah Umarah bin Yazid bin As-Sakan. Dia terus bertempur meskipun tubuhnya banyak yang terluka, hingga akhirnya tergeletak tak berdaya. Beberapa saat kemudian, sejumlah kaum muslimin mampu berkumpul kembali di tempat Rasulullah. Mereka kemudian berhasil mengusir orang-orang kafir dari tempat tergeletaknya Umarah. Para sahabat kemudian mendekatkan Umarah ke Rasulullah ﷺ. Maka beliau membantalinya dengan telapak kaki beliau. Maka Umarah meninggal dengan posisi pipi berada di atas telapak kaki Rasulullah ﷺ. (Ibnu Hisyam, II/81) 

 

Setelah Umarah bin As-Sakan gugur, beliau tinggal bersama dua orang dari kalangan Muhajirin. Di dalam kitab Ash-Shahihain disebutkan sebuah riwayat dari Abu Utsman yang menuturkan, "Tidak ada yang bersama Rasulullah ﷺ pada sebagian waktu dari peperangan tersebut selain Thalhah bin Ubaidullah dan Sa'ad bin Abu Waqqash. Itu merupakan saat yang paling kritis dalam kehidupan Rasulullah ﷺ. Sebaliknya merupakan kesempatan emas bagi orang-orang musyrik. Namun, ternyata kesempatan ini tidak bisa mereka pergunakan dengan baik. Padahal sejak lama mereka selalu menjadikan beliau sebagai sasaran dan mereka sangat berambisi untuk membunuh beliau. 

 

Dalam kondisi yang sangat kritis itu, Utbah bin Abu Waqqash melempar beliau dengan batu hingga mengenai lambung beliau dan gigi seri yang berdekatan dengan gigi taring bagian kanan bawah serta melukai wajah beliau. 

 

Abdullah bin Syihab Az-Zuhri mendekati beliau dan melayangkan pukulannya hingga melukai kening beliau. 

 

Setelah itu, giliran seorang penunggang yang beringas, yaitu Abdullah bin Qami'ah. Dia memukulkan pedang ke bahu beliau dengan pukulan keras, yang menyebabkan beliau masih merasa kesakitan hingga lebih dari sebulan. Untunglah, pukulan tersebut tidak sampai menembus dan merusak baju besi yang beliau kenakan. 

 

Setelah itu, ia memukul beliau pada bagian tulang pipi sekeras pukulan yang pertama. Pukulan ini menyebabkan dua mata rantai pengikat topi besi beliau terlepas dan menancap di kening beliau. Abdullah bin Qami'ah mengatakan, “Ambillah barang itu untukmu, Aku adalah Ibnu Qami'ah.”

 

Di dalam Ash-Shahih disebutkan bahwa gigi seri yang dekat dengan gigi taring beliau pecah dan kepala beliau terluka. Sambil mengusap darah yang mengalir dari lukanya, beliau bersabda, "Bagaimana mungkin suatu kaum mendapat keberuntungan jika mereka melukai wajah Rasul-Nya dan memecahkan gigi serinya, padahal dia mendoakan mereka kepada Allah?"

 

Dalam riwayat Ath-Thabrani disebutkan beliau bersabda saat itu, "Amat besar kemarahan. Allah terhadap suatu kaum yang membuat wajah Rasul-Nya berdarah." Setelah diam sejenak beliau bersabda lagi, “Ya Allah ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.”

 

Hal yang yang sama sama juga disebutkan dalam Shahih Muslim. Beliau bersabda, “Ya Rabbi, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” 

 

Malik bin Sinan, ayah Abu Sa'id Al-Khudri, menghisap darah yang mengucur dari gigi seri Rasulullah ﷺ hingga bersih. Beliau bersabda, "Muntahkanlah!" Malik menjawab, "Demi Allah, sekali-kali aku tidak akan memuntahkannya." Kemudian dia bangkit dan bertempur. Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa ingin melihat salah seorang penghuni surga, hendaknya ia melihat orang ini.” Dia terus bertempur hingga gugur syahid.

 

Ummu Umarah juga ikut andil dalam pertempuran tersebut. Meski seorang wanita, ia mampu menghadang Ibnu Qami'ah di tengah kerumunan manusia, lalu memukulnya tepat mengenai bahunya dan menimbulkan luka yang menganga lebar. Dia menambah serangannya dengan beberapa sabetan pedang lagi. Namun, karena Ibnu Qami'ah mengenakan baju besi, akhirnya dia bisa menyelamatkan diri. Ummu Umarah terus bertempur hingga dia mendapat dua belas luka.'

 

Mush'ab bin Umair bertempur dengan gencar, melindungi Nabi ﷺ dari serbuan Ibnu Qami'ah dan rekan-rekannya. Ia bertempur sambil memegang bendera perang dengan tangan kanannya. Mereka dapat menyabetkan pedang ke tangannya hingga putus. Lalu dia membawa bendera itu di tangan kirinya. Dia terus bertahan menghadapi serangan orang-orang kafir hingga mereka dapat menyabet tangan kirinya hingga putus. Lalu bendera itu dijepitnya dengan dada dan lehernya hingga dia terbunuh. Musuh yang membunuhnya adalah Ibnu Qami'ah karena dia mengira Mush'ab adalah Rasulullah ﷺ. Karena itu, setelah dapat membunuhnya dia langsung berbalik ke arah orang-orang musyrik, lalu berteriak, "Muhammad telah terbunuh." (Ibnu Hisyam, II/73)

 

Tak lama setelah ada teriakan Ibnu Qami'ah tersebut, seketika itu juga tersiarlah kabar kematian Nabi ﷺ di kalangan kaum Muslimin dan orang-orang musyrik. Ini merupakan faktor yang mampu meluruhkan semangat para sahabat yang bertempur di lokasi jauh dari tempat beliau. Mental mereka langsung anjlok dan barisan mereka menjadi kocar-kacir.

 

Di sisi lain teriakan itu juga menurunkan kuantitas serangan orang-orang musyrik, karena dengan begitu mereka mengira telah bisa mewujudkan tujuan yang paling pokok. Kebanyakan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing; membayangkan sekian banyak kaum Muslimin yang menjadi korban. 

 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG UHUD BAGIAN 13 - TERLUKA & KABAR BOHONG TERBUNUHNYA RASULULLAH (2) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline 

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline  untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.