Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERANG UHUD BAGIAN 14 - PATRIOTISME SAHABAT LINDUNGI RASULULLAH

Dipublikasikan pada 23 Apr 2024 05:40
https://api-uploads.umra.id/banner/685baf70-4c3e-429f-9e7b-aeef5dfa7fce.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG UHUD BAGIAN 14 - PATRIOTISME SAHABAT LINDUNGI RASULULLAH yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

 

Tidak dapat diragukan bahwa orang-orang musyrik bermaksud membunuh Rasulullah ﷺ. Hanya saja, dua sahabat yang menyertai beliau, Sa'ad bin Abu Waqqash dan Thalhah bin Ubaidullah berjuang dengan segenap keberanian dan patriotisme yang jarang ditemui. Meski hanya berdua saja, Sa'ad bin Abu Waqqash dan Thalhah bin Ubaidullah tidak memberikan kesempatan kepada orang-orang musyrik untuk mewujudkan maksudnya. Mereka berdua memang dikenal sebagai pemanah yang ulung di Jazirah Arab. 

 

Mereka berdua senantiasa melepaskan anak panah, sehingga bisa menghalau orang-orang musyrik agar menjauh dari Rasulullah ﷺ. Beliau membantu mengeluarkan anak panah dari tabungnya lalu diserahkan kepada Sa'ad bin Abu Waqqash, seraya bersabda, "Panahlah terus, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu." Hal ini menunjukkan seberapa jauh sepak terjang Sa'ad, sehingga beliau tidak pernah menyebutkan ayah dan ibu beliau sebagai tebusan selain kepada Sa'ad. 

 

Tentang Thalhah bin Ubaidullah, An-Nasa'i telah meriwayatkan dari Jabir tentang kisah orang-orang musyrik yang mengepung Rasulullah ﷺ yang hanya disertai beberapa orang Anshar. Jabir menuturkan, “Orang-orang musyrik mengetahui posisi Rasulullah ﷺ. Karena itu, beliau bersabda, "Bagian siapakah orang-orang itu?" Thalhah menjawab. “Bagian saya.” 

 

Kemudian Jabir menuturkan sepak terjang orang-orang Anshar dan bagaimana mereka gugur satu demi satu seperti yang diriwayatkan oleh Muslim di atas.

 

Setelah semua kaum Anshar yang melindungi Rasulullah terbunuh, Thalhah maju dan bertempur menghadapi sebelas orang hingga jari-jari tangannya putus. Dia berkata, "Rasakan kamu!" Rasulullah ﷺ menyahut "Andaikata engkau mengucapkan 'Bismillah', tentu para malaikat akan mengangkat dirimu dan orang-orang bisa melihatmu." Kemudian Allah membuat orang-orang musyrik itu mundur.

 

Disebutkan di dalam riwayat Al-Hakim bahwa Thalhah menderita 39 atau 35 luka pada Perang Uhud dan jari-jari tangannya putus. Al-Bukhari meriwayatkan dari Qais bin Abu Hazim, yang berkata, "Aku melihat jari-jari tangan Thalhah terpotong karena melindungi Nabi ﷺ pada Perang Uhud." At-Tirmidzi meriwayatkan bahwa saat itu Nabi ﷺ bersabda tentang diri Thalhah, "Barang siapa ingin melihat orang mati syahid yang berjalan di muka bumi, hendaklah dia melihat Thalhah bin Ubaidullah. 

 

Abu Dawud Ath-Thayalisi meriwayatkan dari Aisyah, bahwa dia berkata, "Jika Abu Bakar mengingat Perang Uhud, dia berkata, 'Hari itu semuanya milik Thalhah'," Dia juga berkata, " Wahai Thalhah bin Ubaidullah, sudah selayaknya bila engkau mendapat surga dan duduk di atas kristal-kristal mutiara yang indah.'

 

Semua peristiwa besar ini berjalan dengan cepat. Kaum Muslimin pilihan yang bertempur di barisan terdepan saat berlangsungnya pertempuran hampir tidak mengetahui perkembangan situasi. Saat mendengar suara Rasulullah ﷺ, mereka segera menghampiri beliau agar tidak ada sesuatu yang tidak diinginkan menimpa beliau. Namun, saat mereka tiba, beliau sudah mendapatkan luka-luka tersebut, enam orang Anshar sudah terbunuh, orang yang ketujuh sudah tak mampu berbuat apa-apa karena banyaknya luka dan Sa'ad serta Thalhah bertempur mati-matian.

 

Setelah sampai di tempat Rasulullah ﷺ, mereka berdiri di sekitar beliau lalu menjadikan badan dan senjata mereka sebagai pagar. Dengan demikian, mereka bisa melindungi beliau dari serbuan musuh dan bahkan bisa membalas serangan mereka. Orang yang pertama kali tiba di dekat beliau adalah rekan beliau di gua, Abu Bakar Ash-Shiddiq. 

 

Ibnu Hibban meriwayatkan di dalam Shahihnya, dari Aisyah bahwa ia berkata, "Abu Bakar Ash-Shiddiq berkata, 'Pada waktu Perang Uhud semua orang hendak menghampiri Rasulullah ﷺ. Aku adalah orang yang pertama kali menghampiri beliau. Kulihat di hadapan beliau ada seseorang yang bertempur menjaga dan melindungi beliau.’

 

Aku tidak bisa melihat sosok Abu Ubaidah dengan jelas, karena dia bertempur seperti seekor burung, hingga akhirnya aku bisa mendekatinya. Lalu kami bersama-sama mendekati Nabi ﷺ. Ternyata, saat itu Thalhah sudah tersungkur di tanah di hadapan beliau. Beliau bersabda. “Biarkan saja saudaramu. Dia sudah berada di surga.” 

 

Saat itu beliau terkena lemparan anak panah pada bagian tulang pipi hingga menyebabkan dua mata rantai pengikat topi besi beliau yang ada di bagian itu putus. Aku mendekati beliau untuk mencopot dua mata rantai topi besi di kepala beliau. Abu Ubaidah berkata, "Demi Allah, aku memohon kepadamu, wahai Abu Bakar, biarkanlah aku yang menanganinya.'

 

Abu Bakar melanjutkan kisahnya, "'Abu Ubaidah menggigit kepingan mata rantai topi besi tersebut dengan giginya karena khawatir akan menyakiti Rasulullah ﷺ. Ia akhirnya berhasil melepaskannya. Gigi seri Abu Ubadah menjadi goyah karena kerasnya upaya pencabutan tersebut. Karena itu, aku hendak menggantikannya mencopot potongan mata rantai yang tersisa satu lagi. Namun, Abu Ubaidah berkata, "Demi Allah aku mohon kepadamu, wahai Abu Bakar, biarlah kutangani sendiri!"

 

Abu Ubaidah berbuat seperti yang pertama hingga dapat melepaskan potongan yang kedua. Akibatnya gigi serinya yang lain ikut goyah. Lalu kami menghampiri Thalhah untuk mengurusinya. Ternyata tubuhnya mengalami lebih dari sepuluh luka.

 

Tidak lama setelah melewati saat-saat yang sangat kritis ini, beberapa sahabat sudah berkumpul di sekitar beliau, seperti Abu Dujanah, Mush'ab bin Umair, Ali bin Abu Thalib. Sahl bin Hunaif, Malik bin Sinan, ayah Abu Sa'id Al-Khudri, Ummu Ammarah Nusaibah binti Ka'ab Al-Maziniyah, Qatadah bin An-Nu'man, Umar bin Al-Khaththab, Hathib bin Abu Balta' ah, dan Abu Thalhah.

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG UHUD BAGIAN 14 - PATRIOTISME SAHABAT LINDUNGI RASULULLAH semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.