Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERANG KHAIBAR (2)

Dipublikasikan pada 10 Mar 2025 00:47
https://api-uploads.umra.id/banner/6438ed89-041d-4953-b72f-72bacbb9d0da.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG KHAIBAR (2) yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

 

Jumlah Pasukan Islam

 

Karena orang-orang munafik dan mereka yang hatinya lemah tidak mau bergabung dalam peristiwa Hudaibiyah, Allah menurunkan perintah kepada Nabi-Nya tentang mereka:

 

Orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan: "Biarkanlah Kami, niscaya Kami mengikuti kamu"; mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami." Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. (Al-Fath:15)

 

Ketika Rasulullah ﷺ hendak keluar ke Khaibar, beliau mengumumkan bahwa yang boleh bergabung hanya orang-orang yang suka berjihad. Karena itu, yang bergabung bersama beliau hanya orang-orang yang

pemberani sebanyak 1400 orang. 

 

Beliau mengangkat Siba' bin Usfuthah Al-Ghifari sebagai wakil beliau di Madinah. Menurut Ibnu Ishaq, yang diangkat sebagai wakil beliau adalah Numailah bin Abdullah Al-Laitsi. Namun, pendapat yang pertama

lebih benar menurut para peneliti. 

 

Pada saat itu Abu Hurairah datang ke Madinah untuk masuk Islam. Dia bertemu dengan Siba' bin Usfuthah yang sedang shalat Subuh. Usai shalat, Siba' memberinya bekal perjalanan. Setelah itu Abu Hurairah menemui Rasulullah ﷺ. Setelah masuk Islam beliau memberitahukan keislamannya kepada para sahabat dan menyuruhnya bergabung

bersama mereka.

 

Orang-Orang Munafik Mengadakan Kontak dengan Pihak Yahudi

 

Orang-orang munafik telah banyak berbuat untuk kepentingan orang-orang Yahudi. Kali ini dedengkot kaum munafik, Abdullah bin Ubay mengirim utusan kepada Yahudi Khaibar untuk menyampaikan pesan:

"Muhammad hendak mendatangi kalian. Karena itu, bersiap-siaplah dan kalian tidak perlu takut terhadapnya, karena jumlah dan kekuatan kalian lebih banyak. Kaum Muhammad hanya sedikit dan hanya membawa persenjataan yang minim."

 

Ketika mengetahui kabar ini penduduk Khaibar mengutus Kinanah bin Abul Huqaiq dan Haudzah bin Qais ke Ghathafan untuk meminta bantuan kepada mereka, sebab Ghathafan merupakan sekutu Yahudi dan

sepakat untuk memusuhi kaum Muslimin. Namun, Ghathafan meminta syarat agar separuh hasil kurma Khaibar diserahkan kepada mereka jika dapat mengalahkan kaum Muslimin.

 

Jalan Menuju Khaibar

 

Dalam perjalanan ke Khaibar, Rasulullah ﷺ mengambil jalan lewat gunung Ashr (ada yang membaca Ishr). Setelah melewati Ash-Shahba' beliau bermalam di suatu lembah yang disebut Ar-Raji'. Dari tempat ini

ke Ghathafan ditempuh dengan perjalanan selama sehari semalam. 

 

Orang-orang Ghathafan sudah mengadakan persiapan secara matang dan berangkat ke Khaibar untuk mengulurkan bantuan kepada

orang-orang Yahudi. Tidak seberapa jauh berjalan, mereka mendengar suara gaduh dan hiruk pikuk dari arah belakang. Mereka mengira itu adalah kaum Muslimin yang menyerbu keluarga dan harta benda yang

mereka tinggalkan di Ghathafan. Karena itu, mereka kembali lagi dan membatalkan niat untuk membantu orang-orang Yahudi. Mereka khawatir suatu saat kaum Muslimin justru menyerang keluarga dan harta benda yang mereka tinggalkan. Mereka tidak ingin ikut campur lagi urusan antara Nabi ﷺ dan orang-orang Yahudi Khaibar.

 

Sementara itu, Rasulullah ﷺ memanggil dua orang penunjuk jalan yang ikut serta dalam rombongan pasukan, Salah seorang dari keduanya bernama Husail. Mereka berdua menunjukkan jalan yang lebih tepat

untuk memasuki Khaibar dari arah utara, tepatnya dari jalur Syam. Dengan demikian, pasukan Muslim bisa menghadang kemungkinan orang-orang Yahudi akan melarikan diri ke arah Syam atau ke Ghathafan. Penunjuk jalan tersebut berkata, "Aku akan menunjukkan jalan kepadamu, wahai Rasulullah.” 

 

Beliau menyetujui rencana jalan yang akan dilalui, hingga mereka tiba di suatu persimpangan yang memiliki beberapa jurusan. Salah seorang penunjuk jalan berkata, "Wahai Rasulullah, ini adalah beberapa jalan yang semuanya bisa ditempuh untuk mencapai tujuan." Beliau meminta

untuk menyebutkan nama tiap-tiap jalan itu.

 

Penunjuk jalan itu berkata, "Nama jalan ini adalah Huzn (kesedihan)." Beliau tidak mau melalui jalan tersebut.

 

"Yang itu namanya jalan Syasy (kacau)," kata penunjuk jalan. Beliau juga menolak melalui jalan ini. 

 

"Yang itu namanya Hathib (sial)," kata penunjuk jalan. Beliau menolaknya lagi.

 

"Berarti tinggal satu jalan," kata Husail.

 

"Apa namanya?" tanya Umar bin Al-Khaththab. 

 

"Marhab (selamat datang)," jawab Husail. Akhirnya beliau memutuskan untuk melewati jalan ini. 

 

   

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG KHAIBAR (2) semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline.

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.