Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : PERANG UHUD BAGIAN 15 - RASULULLAH LANJUTKAN PERTEMPURAN & KUASAI KEADAAN

Dipublikasikan pada 25 Apr 2024 05:53
https://api-uploads.umra.id/banner/46c32c11-e0f7-4b74-8f6d-6d94f585720b.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang PERANG UHUD BAGIAN 15 - RASULULLAH LANJUTKAN PERTEMPURAN & KUASAI KEADAAN yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

 

Setelah Mush'ab bin Umair gugur. Rasulullah ﷺ menyerahkan bendera kepada Ali bin Abu Thalib. Ali bertempur dengan hebat. Dengan heroisme dan semangat membara yang tak ada tandingannya. Para shahabat yang masih ada di sana bertempur dan juga bertahan. Pada saat itu Rasulullah ﷺ bisa menyibak jalan dan bergabung dengan pasukan beliau yang sebelumnya telah mengambil jalan memutar. Beliau menghampiri mereka. Orang yang pertama kali melihat kehadiran beliau adalah Ka'ab bin Malik. Setelah melihat kehadiran beliau, dia berteriak, "Bergembiralah wahai kaum Muslimin, inilah Rasulullah ﷺ!"

 

Beliau segera memberi isyarat kepada Ka' ab agar diam, dengan tujuan agar orang-orang musyrik tidak mengetahui posisi beliau. Teriakan Ka'ab tadi bisa didengar kaum Muslimin. Mereka yang berjumlah sekitar tiga puluh orang berkerumun di sekitar beliau. 

 

Setelah berkumpul, Rasulullah ﷺ mengambil strategi mundur sedikit demi sedikit ke arah jalan di bukit bersama mereka dengan membuka jalan di antara orang-orang musyrik yang sedang melancarkan serangan. Bahkan, serangan mereka semakin ditingkatkan untuk menghalangi pengunduran tersebut. Namun, mereka gagal menghalanginya karena harus berhadapan dengan kehebatan para singa Islam. 

 

Utsman bin Abdullah bin Al-Mughirah, salah seorang penunggang kuda dari pasukan musyrikin, merangsek ke hadapan Nabi ﷺ sambil berkata, "Aku tidak selamat selagi dia masih selamat." Beliau pun bangkit untuk menghadapinya. Tetapi, kuda Utsman bin Abdullah terperosok ke sebuah lubang. 

 

Al-Harits bin Ash-Shimmah menghampiri Utsman dan membabat kakinya hingga terduduk. Kemudian dia meringkus dan melucuti senjatanya. Ia hendak membawanya ke hadapan Rasulullah ﷺ, namun Abdullah bin Jabir mengejar Al-Harits dan menyabetkan pedang ke pundak Al-Harits hingga terluka. Abu Dujanah, seorang prajurit yang heroik dengan sorban merah yang dia ikatkan di kepala menyerang Abdullah bin Jabir dan menyabetkan pedang ke arahnya hingga kepalanya putus terpenggal.

 

Pada saat peperangan yang pahit itu, kaum Muslimin justru dikuasai rasa kantuk sebagai suatu penentraman hati yang datangnya dari Allah, seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur'an. Abu Thalhah berkata, "Aku termasuk orang yang tak mampu membendung rasa kantuk saat Perang Uhud hingga pedangku jatuh dari tangan beberapa kali. Pedang itu jatuh lalu kuambil, jatuh lagi lalu kuambil lagi.” 

 

Dengan sambaran keberanian seperti itu, beliau dan para sahabat yang bersamanya dapat mencapai jalan bukit dan memberi jalan bagi sisa-sisa pasukan lain untuk melewatinya hingga mencapai tempat yang aman. Dengan demikian, mereka bisa bersatu di bukit. Bagaimanapun kecerdikan Khalid bin Al-Walid ternyata masih kalah dengan kecerdikan Rasulullah ﷺ. 

 

 

Ibnu Ishaq mengisahkan, "Setelah Rasulullah ﷺ bisa berlindung di jalan bukit tersebut, Ubay bin Khalaf memergoki beliau seraya berkata, 'Dimana Muhammad? Aku tidak akan selamat bila ia masih selamat.' Orang-orang bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah perlu salah seseorang di antara kami yang membuntuti di belakangnya?' Beliau menjawab, 'Biarkan saja.'

 

Setelah Ubay mendekat, beliau mengambil tombak pendek dari Al-Harits bin Ash-Shimmah. Setelah tombak berada di tangan, beliau mengibas ngibaskannya, sehingga lalat-lalat yang hinggap di punggung unta pun beterbangan. Kemudian beliau menghampiri Ubay dan melihat tulang selangkanya di balik celah antara baju besi dan testisnya. Beliau memukulkan tombak ke tulang selangka Ubay hingga beberapa kali.

 

Saat Ubay kembali ke Mekkah, luka di tulang selangkanya menjadi bengkak padahal sebenarnya luka itu hanya luka kecil, Melihat luka yang semakin membengkak itu, dia berkata, 'Demi Allah, Muhammad telah

membunuhku,' Orang-orang berkata kepadanya, 'Demi Allah, rupanya jantungmu sudah copot. Demi Allah, engkau sudah tidak mempunyai kekuatan lagi.' Ubay berkata, 'Saat masih di Mekkah dulu dia pernah berkata kepadaku: Aku akan membunuhmu. Demi Allah, andaikan dia meludahiku saja, maka ludahnya itu sudah bisa membunuhku'. 

 

Pada waktu di Mekkah dahulu, Ubay memang pernah menemui Rasulullah ﷺ sambil berkata, “Sesungguhnya aku mempunyai kandang kuda. Setiap hari aku memberi makan beberapa takar biji jagung. Aku akan membunuhmu di sana.” Namun beliau menjawab, “Justru akulah yang akan membunuhmu, dengan izin Allah.”

 

Akhirnya musuh Allah ini mati di Sarif, saat orang-orang Quraisy pulang bersamanya ke Mekkah. Dalam riwayat Abul Aswad dari Urwah disebutkan bahwa Ubay melenguh seperti lenguhan sapi, seraya berkata, "Demi yang jiwaku ada di Tangan-Nya, andaikata yang terjadi pada diriku ini menimpa penduduk Dzul Majaz, pasti mereka akan mati semua." (Mukhtasar Siratur Rasul, Syaikh Abdullah An-Najdi, hal. 250)

 

Setelah Rasulullah ﷺ mendapatkan tempat sebagai pusat komando di jalan bukit, orang-orang musyrik melancarkan serangan terakhir sebagai upaya menghabisi kaum Muslimin. Ibnu Ishaq menuturkan, "Selama Rasulullah ﷺ berada di atas bukit, beberapa orang Quraisy berupaya mendaki bukit tersebut. Mereka dipimpin oleh Abu Sufyan dan Khalid bin Al-Walid. Beliau bersabda, 'Ya Allah, tidak selayaknya mereka mengungguli kami. Kemudian Umar bin Al-Khaththab bersama beberapa orang Muhajirin menyerang mereka, hingga mereka turun dari atas bukit.

 

Pada saat peperangan orang-orang musyrik juga naik ke atas bukit. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda kepada Sa'ad, 'Buatlah mereka ketakutan. Sa'ad bertanya, Bagaimana hanya dengan sendirian aku bisa membuat mereka ketakutan?' Namun, beliau tetap bersabda seperti itu hingga tiga kali. Akhirnya Sa'ad mengambil sebatang anak panah dari tabungnya, lalu membidikkannya ke tubuh salah seorang musyrik hingga dapat membunuhnya.

 

Sa'ad menuturkan, 'Kemudian anak panah itu kuambil lagi dan kubidikkan kepada seseorang yang lain hingga dapat membunuhnya. Kemudian anak panah itu kuambil lagi dan kubidikkan kepada seseorang yang lain lagi hingga dapat membunuhnya. Akhirnya mereka semua turun dari atas bukit. Kukatakan: Ini adalah anak panah yang penuh berkah. Lalu aku memasukkannya ke dalam tabungnya.' Anak panah itu tetap disimpan Sa'ad hingga saat dia meninggal dunia, dan setelah itu disimpan anak keturunannya." (Zadul Ma'ad, II/95)

 

Itulah serangan terakhir yang dilancarkan orang-orang Quraisy terhadap Nabi ﷺ. 

 

 

 

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang PERANG UHUD BAGIAN 15 - RASULULLAH LANJUTKAN PERTEMPURAN & KUASAI KEADAAN  semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini  atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini  lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.