Kembali

SERIAL SIROH UMRA.ID : TRAGEDI BI'R MA'UNAH

Dipublikasikan pada 07 May 2024 02:34
https://api-uploads.umra.id/banner/8690ab17-9a78-46d8-bdbc-81d75ec544ac.jpg

UMRA.ID, Jakarta - Assalamualaikum, kali ini UMRA.ID membagikan tulisan SERIAL SIROH UMRA.ID yaitu tentang TRAGEDI BI'R MA'UNAH yang insya Allah sangat bermanfaat bagi pembaca. Dengan mempelajari bahan bacaan yang UMRA.ID bagikan ini, semoga pembaca mendapatkan manfaat yakni mempertebal pengetahuan Islam dan meningkatkan keimanan. Bagi pembaca yang belum maupun yang telah melaksanakan Umroh dan Haji dapat memetik hikmah dengan bertambahnya wawasan Islamnya. (Bagi yang ingin mengikuti tulisan bagian sebelumnya, klik disini

 

 

Tragedi Bi'r Ma'unah 

 

Pada bulan yang sama (Shafar 4 H) setelah tragedi Ar-Raji', terjadi tragedi lain yang lebih menyedihkan lagi, yang dikenal dengan tragedi Bi'r Ma'unah.  Ringkasnya, tragedi ini bermula dari kedatangan Abu Bara' Amir bin Malik, yang dijuluki Si Jago Tombak, menemui Rasulullah ﷺ, Beliau menyerunya agar masuk Islam, tetapi dia menolak, Namun, ia tidak menunjukkan permusuhan, Bahkan dia berkata, "Wahai Rasulullah bagaimana bila engkau mengutus para sahabatmu ke penduduk Najd agar mendakwahi mereka kepada agamamu? Aku berharap mereka memenuhi seruanmu." Beliau menjawab, "Aku khawatir penduduk Najd akan mencelakai mereka." Abu Bara' berkata, "Aku menjamin keamanan mereka."

 

Akhirnya, beliau mengutus empat puluh orang. Ini menurut pendapat Ibnu Ishaq. Sedangkan dalam riwayat Ash-Shahih disebutkan tujuh puluh orang, dan inilah pendapat yang benar. Beliau menunjuk Al-Mundzir bin Amr dari Bani Sa'idah, yang berjuluk Al-Ma'niqu Liyamuta sebagai pemimpin rombongan yang terdiri dari pada sahabat pilihan dan penghapal Al-Qur'an ini. Mereka bersama Abu Bara’ mengadakan perjalanan pada siang hari. Mereka juga membeli makanan untuk dibagi-bagikan kepada penduduk yang dilewati sambil membacakan Al-Qur'an kepada mereka. Pada malam harinya mereka shalat malam.

 

Akhirnya mereka tiba di Bi'r Ma'unah, daerah yang diapit Bani Amir dan Harrah Bani Sulaim. Setelah menetapkan untuk singgah di sana, Haram bin Milhan diutus untuk menyampaikan surat Rasulullah ﷺ kepada musuh Allah, Amr bin Ath-Thufail, Setelah menerima surat itu, Amir sama sekali tidak mau membacanya dan dia memerintahkan seseorang untuk menikam Haram dengan tombak dari arah belakang.  "Allahu akbar. Aku telah beruntung demi Dzat Yang Menjaga Ka' bah," kata Haram saat tubuhnya tertembus tombak dan dia melihat darah yang meleleh.

 

Seketika itu pula musuh Allah, Amir bin Ath-Thufail mengajak Bani Amir untuk menghabisi kaum Muslimin. Tetapi, mereka menolak ajakannya itu, karena mereka terikat perjanjian persahabatan dengan Abu Bara' yang telah menjamin keselamatan rombongan kaum Muslimin. 

 

Kemudian, Amir bin Ath-Thufail mendatangi beberapa kabilah dari Bani Sulaim. Ajakannya itu disambut oleh kabilah Ushayyah, Ri'l dan Dzakwan. Mereka pun datang dan mengepung para sahabat Rasulullah ﷺ, lalu membunuh semuanya tanpa seorang pun tersisa, kecuali Ka'ab bin Zaid bin An-Najjar. Dia pura-pura mati karena terkena tombak di tengah rekan-rekannya yang sudah mati, hingga dia bisa selamat dan tetap hidup sampai meletus Perang Khandaq. 

 

Sementara itu, Amr bin Umayyah Adh-Dhamri dan Al-Mundzir bin Uqbah bin Amir yang sedang menggembalakan ternak kaum Muslimin melihat sekumpulan burung yang berputar-putar tak jauh dari peristiwa pembantaian. Setelah Al-Mundzir tahu apa yang terjadi, dia menyerang orang-orang yang membantai rekan-rekannya hingga terbunuh. Sedangkan Amr bin Umayyah Adh-Dhamri ditawan oleh mereka. Setelah diketahui ia berasal dari Bani Mudhar, Amir membebaskannya, disamping karena pembelaan seorang budak wanita yang mengaku dulunya milik ibunya.

 

Amr bin Umayyah pulang ke Madinah hendak menemui Rasulullah ﷺ membawa kabar menyedihkan yang menimpa tujuh puluh orang Muslim pilihan. Korban yang menyedihkan ini sama dengan korban Perang Uhud. Hanya saja dalam Perang Uhud, mereka gugur dalam peperangan yang jelas, sedangkan kali ini mereka gugur karena pengkhianatan yang keji. 

 

Dalam perjalanan ke Madinah dan setibanya di sebuah jalan tembus di Qarqarah, Amr bin Umayyah istirahat di bawah sebuah pohon. Tak lama kemudian datang dua orang dari Bani Kilab dan ikut beristirahat di tempat itu. Setelah kedua orang tersebut tidur, Amr membunuh keduanya. Dia merasa puas dapat membalaskan rekan-rekannya yang telah terbunuh, karena dia mengira kedua orang itu termasuk para pengeroyok kaum Muslimin. Padahal, antara Nabi ﷺ dan kabilah kedua orang itu ada perjanjian persahabatan, namun dia tidak mengetahuinya. 

 

Setelah tiba di Madinah, dia langsung mengabarkan apa yang dia lakukan terhadap dua orang tersebut. Beliau bersabda, “Engkau telah membunuh dua orang, yang berarti aku harus membayar uang tebusan.” Kemudian beliau sibuk mengumpulkan uang tebusan dari kaum Muslimin dan sekutunya dari kalangan orang-orang Yahudi. Inilah yang menjadi sebab pecahnya Perang Bani Nadhir. 

 

Nabi ﷺ sangat sedih karena tragedi ini, ditambah dengan tragedi Ar-Raji' yang hanya bertaut beberapa hari sebelumnya. Beliau amat sedih dan berduka. Bahkan beliau sempat berdoa untuk melancarkan balasan terhadap kabilah-kabilah yang berkhianat dan membantai para sahabat.

 

Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Anas, bahwa dia berkata, "Nabi terus berdoa untuk kecelakaan orang-orang yang telah membunuh para sahabat di Bi'r Ma'unah selama tiga puluh hari. Beliau berdoa pada shalat Subuh bagi kecelakaan kaum Ri'l, Dzakwan, Lahyan dan Ushayyah.  Beliau bersabda, 'Ushayyah telah durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka Allah menurunkan ayat Al-Qur'an kepada Nabi-Nya yang pernah kami baca hingga dihapus setelah itu, yaitu: 'Sampaikanlah kepada kaum kami bahwa kami telah menjumpai Rabb kami, maka Dia ridha kepada kami dan kami ridha (atas karunia)-Nya.' Setelah itu, beliau meninggalkan qunut tersebut." (Al-Bukhari, II/586-588)

 

Demikianlah artikel UMRAID tentang TRAGEDI BI'R MA'UNAH semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus. 

 

Selain dapat dikunjungi melelalui website UMRAID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRAID di Android maupun iOS (Apple) disini  atau hubungi Hotline  

 

Pembaca bisa bergabung bersama UMRAID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini   atau hubungi hotline   untuk mendapatkan bantuan. 

 

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.